Terduga teroris jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) M Rizaldi (45) dan Sanjai Ajis (22), gigit jari gegara gagal bergabung dengan ISIS. Rencana bom bunuh diri mertua dan menantu itu lagi-lagi gagal setelah keduanya ditembak mati Densus 88.

Rizaldi dan Sanjai ditembak Densus 88 setelah melawan dengan parang dan senapan
saat penangkapan di Villa Mutiara, Kelurahan Bulurokeng, Kecamatan Biringkanaya, Makassar, pada Rabu (6/1) sekitar pukul 06.00 WIB.

Keduanya dimakamkan di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel).

Gagal Gabung ISiS

Sepak terjang Rizaldi dan Sanjai akhirnya terbongkar.

Terbaru, Rizaldi dan Sanjai diduga sempat hendak berangkat ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS. Namun rencana mertua dan menantunya itu gagal.

“Ada lagi rencana melakukan keberangkatan ke Suriah (bergabung dengan ISIS),” kata perwakilan Tim Densus 88 Antiteror Mabes Polri Brigjen Ibnu Suhendra saat konferensi pers di Mapolda Sulsel, Makassar pada Kamis (7/1/2021).

Kapolda Sulsel Irjen Merdisyam sebelumnya menyebut Densus 88 telah lama mengintai kediaman Rizaldi, yang selama ini kerap dijadikan tempat pengajian dan kajian. Kedua terduga teroris juga disebut sempat akan ke Suriah lantaran telah berbaiat kepada ISIS.

“Tahun 2016 bersama keluarga hijrah atau bermaksud bergabung dengan organisasi ISIS di Suriah tapi dapat digagalkan di Bandara Soetta,” kata Irjen Merdisyam kepada wartawan di Makassar, Rabu (6/1/2021).

Rencanakan Bom Bunuh Diri

Karena upaya gabung ISIS gagal, Rizaldi dan Sanjai akhirnya merencanakan aksi serangan bom bunuh diri.

“Di Makassar ada lagi rencana melakukan keberangkatan ke Suriah namun karena tidak bisa berangkat bersamaan akhirnya dua teroris yang meninggal ini rencana untuk melakukan bom bunuh diri,” ujar perwakilan dari tim Densus 88 Mabes Polri, Brigjen Ibnu Suhendra dalam keterangan pers di Mapolda Sulsel, Makassar, Kamis (7/1/2021).

Agenda serangan bom bunuh diri yang direncanakan tersebut sama dengan penyerangan bom bunuh diri yang dilakukan rekannya di sebuah gereja di Jolo, Provinsi Sulu, Filipina, pada 27 Januari 2019 lalu, dimana 22 orang tewas dalam aksi tersebut dan ratusan orang cedera.

“(Serangan bom bunuh diri) sama seperti saudaranya yang di Jolo, Filipina,” kata Brigjen Ibnu.

Namun polisi belum mengungkap dimana target serangan bom bunuh diri yang direncanakan mertua dan menantunya itu.

“Untuk target yang mereka rencanakan, sasarannya, belum kita mendapatkan. Namun niat mereka adalah untuk melakukan bom bunuh diri untuk melakukan amalan bom bunuh diri itu yang berhasil kita cegah,” imbuhnya.

Editor : Aron
Sumber : detik