Vietnam menyetujui pembelian 30 juta dosis vaksin corona buatan AstraZeneca pada Senin (4/1). Pihak berwenang juga mengatakan jika mereka tengah melakukan pendekatan untuk membeli vaksin dari produsen lain, termasuk Pfizer.

“Kami telah menandatangani kesepakatan untuk pembelian vaksin AstraZeneca untuk 15 juta orang, yang setara dengan 30 juta dosis,” kata Wakil Menteri kesehatan Truong Quoc Cuong dalam pertemuan pemerintah.

Vaksin AstraZeneca dianggap lebih murah dibandingkan yang lain lantaran dapat disimpan pada suhu lemari es, sehingga mudah untuk didistribusikan dan digunakan, terutama di negara beriklim tropis.

Mengutip Reuters, Truong mengatakan jika Vietnam juga akan memenuhi syarat untuk membeli vaksin corona dari program COVAX yang diinisiasi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk memenuhi 16 persen populasi atau sekitar 15,6 juta jiwa.

Pada Agustus lalu Vietnam sudah menandatangani pembelian 50 juta hingga 150 juta dosis vaksin Sputnik V dari Rusia. Namun hingga saat ini belum jelas kapan vaksin Sputnik V akan memasuki tahap pengiriman.

Hingga saat ini Vietnam belum memberikan persetujuan formal untuk penggunaan darurat bagi vaksin mana pun.

Selain memesan ke sejumlah produsen, Vietnam diketahui juga tengah mengembangkan vaksin Nanocovax. Vaksin yang dikembangkan secara mandiri itu telah melewati tahap uji coba terhadap 60 relawan pada pertengahan Desember lalu.

Nanocovax adalah vaksin pertama buatan Vietnam yang dikembangkan oleh perusahaan bioteknologi farmasi Nanogen JSC.

Wakil Kepala Administrasi Sains, Teknologi, dan Pelatihan di bawah Kementerian Kesehatan Nguyen Ngo Quang, mengonfirmasi bahwa sekitar 200 orang berusia 18 hingga 50 tahun telah mendaftar dalam sepekan untuk divaksinasi dengan Nanocovax.

Vietnam saat ini memiliki empat vaksin Covid-19 yang sedang dikembangkan. Empat vaksin itu di antaranya dikembangkan oleh Nanogen, Institute of Vaccines and Medical Biologicals (IVAC), the Vaccine and Biological Production Company No. 1 (Vabiotech), serta Pusat Penelitian dan Produksi Vaksin dan Biologi (Polyvac).

Jika disetujui oleh pihak berwenang, vaksin yang dikembangkan oleh IVAC dapat memasuki uji coba pada manusia mulai Maret tahun depan. Sementara Vabiotech mengatakan pihaknya akan meminta persetujuan untuk uji coba ke manusia pada awal 2021.

 

Editor : Parna

Sumber : cnnindonesia