KPK masih terus menelusuri aliran dana terkait kasus dugaan suap izin ekspor benih lobster yang menjerat mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo. Sejumlah saksi sudah diperiksa KPK.
Selain pihak-pihak yang sudah ditetapkan sebagai tersangka di kasus ini, ada juga sejumlah saksi perempuan yang ikut didalami pengetahuannya. Salah satunya adalah istri Edhy bernama Iis Rosyita Dewi.
Ia diperiksa KPK pada 22 Desember 2020 lalu. Saat itu, ia mengaku diperiksa terkait dengan sejumlah barang yang diamankan KPK selama proses penyidikan. Ia juga diminta menandatangani berita acara penyitaan terhadap barang-barang tersebut.
“Saya datang hari ini dalam rangka penandatanganan berita acara untuk penerimaan barang yang kemaren diamankan KPK dan juga berita acara penyitaan barang-barang sebagai barang bukti proses kasus tersebut,” kata Iis di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Selasa (22/12).
Perempuan-perempuan di Kasus Edhy Prabowo (1)
Iis Edhy Prabowo. Foto: Instagram/@iisedhyprabowo
Selain Iis, ada juga perempuan-perempuan lain yang sempat diperiksa KPK. Mereka adalah dua sekretaris pribadi Edhy Prabowo bernama Fidya Yusri dan Anggia Putri Tesalonikacloer.
Fidya Yusri merupakan mantan presenter televisi. Sementara, Anggia merupakan Miss Internet Indonesia asal Sulawesi Utara (Sulut). Keduanya kemudian menjadi sekretaris pribadi Edhy.
Dalam pemeriksaan oleh penyidik KPK, mereka juga dikonfirmasi terkait pengetahuan aliran uang di kasus Edhy.
Perempuan-perempuan di Kasus Edhy Prabowo (2)
Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo (kedua kanan) bersiap menjalani pemeriksaan lanjutan di Gedung KPK, Jakarta, Senin (14/12). Foto: Reno Esnir/ANTARA FOTO
Selain keduanya, ada nama pengurus rumah tangga Devi Komalah Sari yang dipanggil dan diperiksa oleh KPK pada 8 Desember lalu. Saat itu, ia didalami terkait pengetahuannya soal aliran uang di kasus Edhy.
“Devi Komalah Sari dikonfirmasi mengenai dugaan aliran uang kepada Tersangka EP (Edhy Prabowo),” kata plt juru bicara KPK Ali Fikri dalam keterangannya.
Selain kepada empat nama tersebut, pendalaman mengenai aliran uang suap yang diterima Edhy juga diduga mengalir ke sejumlah pihak lainnya. Salah satunya diduga adalah pebulutangkis bernama Bellaetrix Manuputty.
Perempuan-perempuan di Kasus Edhy Prabowo (3)
Bellaetrix Manuputty. eks pebulutangkis Nasional. Foto: PORNCHAI KITTIWONGSAKUL/AFP
Namun terkait Bellaetrix, pengacara Edhy Soesilo Aribowo menyatakan bahwa Edhy memang berkawan dengan atlet bulutangkis tersebut.
“Namanya, dua orang tadi saya lupa siapa tadi, Bella (Bellaetrix Manuputty) salah satunya, kemudian salah satunya lagi saya lupa, ada dua, sering bermain lah, artinya olahraga ya,” kata Soesilo dalam keterangannya di Gedung KPK, Rabu (30/12).
Soesilo menegaskan Edhy memang berkawan dengan dua pebulutangkis yang salah satunya Bellaetrix. Tetapi, mengenai adanya dugaan aliran dana kepada para atlet tersebut, ia mengaku belum dapat mengkonfirmasi itu.
“Itu memang berkawan sama Pak Edhy berkawan sebelum jadi menteri, beliau kan suka badminton, itu saja. Belum banyak hal terkonfirmasi,” kata Soesilo.
Adanya dugaan aliran uang ini berawal dari pemeriksaan saksi oleh KPK terhadap sekretaris pribadi Edhy Prabowo, Amiril Mukminin, yang menguak fakta bahwa ada dugaan uang suap Edhy mengalir dalam bentuk mobil dan penyewaan apartemen untuk pihak-pihak lain. Namun tak dirinci siapa saja pihak-pihak tersebut.
Sumber yang mengetahui soal aliran dana di kasus Edhy mengatakan bahwa pembelian mobil dan penyewaan apartemen untuk beberapa perempuan. Terkait dugaan pembelian mobil dan apartemen itu, menurut Soesilo, hal itu disangkal Edhy Prabowo.
Terkait perkara, KPK sudah menetapkan 7 tersangka. Sebagai tersangka penerima suap adalah Edhy Prabowo; Eks Staf Khusus Menteri KP, Safri; Eks Staf Khusus Menteri KP, Andreau Pribadi Misanta; Pengurus PT Aero Citra Kargo, Siswadi; Staf istri Menteri KP, Ainul Faqih; dan Amiril Mukminin.
Sementara, tersangka pemberi suap adalah Direktur PT Dua Putra Perkasa, Suharjito.
Edhy Prabowo diduga melalui staf khususnya mengarahkan para calon eksportir untuk menggunakan PT Aero Citra Kargo bila ingin melakukan ekspor. Salah satu adalah perusahaan yang dipimpin Suharjito.
Perempuan-perempuan di Kasus Edhy Prabowo (4)
Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo berjalan menuju ruangan untuk menjalani pemeriksaan di gedung KPK, Jakarta, Senin (28/12). Foto: M Risyal Hidayat/ANTARA FOTO
PT Aero Citra Kargo diduga merupakan satu-satunya forwarder ekspor benih lobster yang sudah disepakati dan direstui Edhy Prabowo. Para calon eksportir kemudian diduga menyetor sejumlah uang ke rekening perusahaan itu agar mendapatkan izin ekspor.
Uang yang terkumpul diduga digunakan untuk kepentingan Edhy Prabowo, salah satunya untuk keperluan belanja barang mewah saat berada di Hawaii, Amerika Serikat.
Ia diduga menerima uang Rp 3,4 miliar melalui kartu ATM yang dipegang staf istrinya. Selain itu, ia juga diduga pernah menerima USD 100 ribu yang diduga terkait suap. Adapun total uang dalam rekening penampung suap Edhy Prabowo mencapai Rp 9,8 miliar.
KPK juga telah menyita 5 mobil, uang senilai Rp 16 miliar dan 9 sepeda.
Editor : Parna
Sumber : kumparan