Sabina Altynbekova menjadi salah satu fenomena di dunia voli. Sayangnya, publik lebih suka memerhatikan atlet Kazakhstan ini dari fisiknya yang jelita ketimbang skill-nya saat bermain voli.
Jadi, karena wajahnya yang ayu, Altynbekova meningkat popularitasnya. Akan tetapi, hal itu justru menjadi beban tersendiri untuk atlet kelahiran 5 November 1996 ini.
Pesonanya mulai menguar sejak ajang Asian Under-19 Championships di Taipei pada 2014. Sebelumnya, kompetisi tersebut tak begitu ramai disorot media setempat dan dunia, tetapi semua berubah karena Altynbekova.
Semua ramai-ramai memberitakannya, tetapi hanya tentang Altynbekova seorang. Alhasil, presensinya membikin olahraga voli seolah kehilangan esensi.
Sabina Altynbekova terlalu cantik untuk menjadi atlet Voli?
Kisah Sabina Altynbekova Dikritik karena Terlalu Cantik Sebagai Pemain Voli
Sabina Altynbekova dari tim voli nasional wanita Kazakhstan. Foto: Instagram/@altynbekova-20
Fans hanya menatapnya dan mereka tidak lagi mengikuti kejuaraan,” begitulah laporan dari Vesti, surat kabar harian ternama di Kazakhstan, dikutip dari Daily Mail.
Ya, para penonton datang ke arena voli bukan untuk menonton permainan, tetapi untuk menonton Sabina Altynbekova saja. Lantas, pelatih tim voli U-19 Kazakhstan kala itu, Nurlan Sadikov, mengeluh.
“Tidak mungkin bekerja seperti ini. Penonton berperilaku seperti hanya ada satu pemain di kejuaraan,” katanya kepada Tengrin News.
Bagaimana dengan perasaan Altynbekova sendiri? Bagaimana rasanya menjadi pusat perhatian di lapangan voli?
“Awalnya saya tersanjung, tetapi semuanya menjadi sedikit berlebihan. Saya ingin berkonsentrasi bermain bola voli dan menjadi terkenal karena itu, bukan yang lain,” jelasnya.
Sejak 2017 hingga 2020, Sabina Altynbekova tercatat menjadi bagian dari klub voli bernama Almaty. Dirinya bertekad bisa memperkuat Timnas Kazakhstan di Olimpiade Tokyo.
Editor : Aron
Sumbaer : kumparan