Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan Pelabuhan Patimban resmi digunakan untuk kegiatan ekspor-impor usai operasional pelabuhan diresmikan oleh Presiden Joko Widodo.

Budi mengatakan, ada 140 unit mobil yang akan diekspor perdana dari Patimban menggunakan kapal NV Suzuka Express PT Toyofuji Shipping Co.,Ltd dengan tujuan Brunei Darussalam pada hari ini.

“Pada operasi perdana pelabuhan ini akan dilakukan ekspor perdana 140 unit mobil Toyota, Daihatsu, Suzuki,” kata Budi dalam acara soft launching dan operasional perdana Pelabuhan Patimban, Minggu (20/12).

Budi mengatakan Pelabuhan Patimban adalah salah satu Proyek Strategis Nasional yang dibangun melalui pendanaan APBN dan pinjaman dari pemerintah Jepang.

Pembangunan tahap pertama Pelabuhan Patimban meliputi area terminal, breakwater, seawall, dan revetment, pembangunan back up area, jalan akses, serta jembatan penghubung.

Pada tahap ini Patimban akan memiliki kapasitas car terminal sebesar 218 ribu CBU dan kapasitas terminal kontainer sebesar 250 ribu TEUs.

Dalam tahap kedua, yang pembangunannya dimulai 2021-2024, akan terbangun 65 hektar dan tambahan car terminal sebanyak 600 ribu CBU.

“Selanjutnya 2024-2025 akan ada pembangunan Terminal Peti Kemas dengan kapasitas kumulatif 5,5 juta TEUs. Kemudian pada 2026-2027 pembangunan peti kemas akan dioptimalkan sebanyak 7,5 juta TEUs dan 600 ribu TEUs,” tuturnya.

Ke depan, Pelabuhan Patimban juga akan disinergikan dengan Pelabuhan Tanjung Priok sehingga akan meningkatkan efisiensi waktu biaya logistik nasional.

“Di area ini juga akan ada Pertamina yang akan melakukan pembangunan dukungan energi bagi pelabuhan Patimban dan sekitarnya,” imbuhnya.

Selain itu, pelabuhan yang dirancang sebagai yang terbesar di tanah air itu juga akan terkoneksi dengan jalan tol dan rel kereta api.

“Diharapkan akan ada pembangunan 10 kawasan industri di sepanjang koridor utara Jawa sehingga ekonomi meningkat dan memberikan manfaat yang luas bagi masyarakat,” tandasnya.

Editor : Aron
Sumber : cnnindonesia