Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan penggunaan kendaraan bermotor listrik dalam satu dekade ke depan bakal menghemat devisa negara sekitar US$1,8 miliar. Pasalnya, impor BBM dapat dikurangi sebesar 77 ribu barel oil per day (bopd).

Namun, untuk mencapai kondisi tersebut, jumlah kendaraan listrik pada 2030 harus bisa mencapai 2 juta unit untuk kendaraan roda-4 dan 13 juta unit untuk kendaraan roda-2.

“Saat ini konsumsi BBM di Indonesia sekitar 1,2 juta barel per hari. Kebutuhan tersebut sebagian besar dipasok dari impor. Dengan pertumbuhan kendaraan bermotor yang tinggi ketergantungan kita pada BBM impor akan terus meningkat,” ujarnya dalam launching Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB), Kamis (15/12).

Selain menekan impor dan menghemat devisa, penggunaan kendaraan bermotor listrik juga dapat menurunkan kadar CO2 sebesar 11,1 juta ton CO2-e.

Penggunaan KBLBB, lanjut Arifin, juga diharapkan dapat meningkatkan kualitas udara dan mendukung pencapaian target pengurangan emisi gas rumah kaca nasional.

“Hal ini sejalan komitmen Indonesia pada Paris Agreement yaitu menurunkan emisi gas rumah kaca 29 persen pada 2030 dan 41 persen dengan bantuan internasional,” terangnya.

Untuk mendukung keberhasilan migrasi penggunaan kendaraan berbahan bakar bensin ke listrik, pemerintah telah menyusun peta jalan menuju kendaraan bermotor listrik.

Di luar itu, pemerintah juga berencana membangun Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di 2.400 titik dan Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) di 10 ribu titik sampai dengan 2025.

“Pemerintah juga akan mendorong peningkatan daya listrik di rumah tangga pengguna KBLBB serta untuk mendukung pembangunan SPKLU dan SPBKLU,” tandasnya.

Editor : Aron
Sumber : cnnindonesia