Ketika singgah di Kalimantan Barat, tak lengkap rasanya bila tidak mampir ke Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Aruk. PLBN yang diresmikan oleh Presiden Jokowi pada tahun 2017 lalu ini telah menjadi salah satu tempat ikonik di Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat.

Meski harus menempuh perjalanan sekitar 8 jam dari Kota Pontianak, namun jalanan yang lancar membuat Anda pasti tak merasa lelah, apalagi di kanan dan kiri banyak pemandangan indah, khususnya kebun-kebun sawit dan karet yang tertata rapi.

Lancarnya akses transportasi ini juga dirasakan oleh warga di sekitar Perbatasan Aruk, terutama masyarakat Kecamatan Galing dan Kecamatan Sajingan Besar, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat. Seperti yang diungkapkan Petani Padi di Kecamatan Sajingan Besar, Ating (61).

“Ke Sambas dulu belanja buat makan pakai bekayuh (perahu yang dikayuh), seminggu pulang pergi, itulah kita susahnya dulu,” kata Ating ketika dijumpai tim Tapal Batas detikcom beberapa waktu yang lalu.

Hal senada juga diungkapkan oleh Petani Karet di Sajingan Besar, Mus Mulyadi (45). Sama seperti Ating, Mus juga mengaku harus menempuh waktu selama 1 minggu hanya untuk berbelanja ke Sambas.

“Satu-satunya cara ya pakai bekayuh, makan waktu satu minggu pulang pergi. Dulu di sini kan memang hutan, jadi kita juga harus nginap di hutan,” kisahnya.

Namun saat ini, dengan hadirnya PLBN Aruk lengkap serta akses jalan membuat masyarakat perbatasan menjadi semakin mudah pergi ke mana-mana, termasuk untuk berbelanja di Sambas ataupun pergi ke tempat lainnya.

“Jalan dibuka tahun 2017 ke Aruk, 2-3 tahun ini kita merasa dimudahkan. Adanya jalan itu, kita bisa ambil bahan belanja dan segala macam dengan lebih mudah,” lanjut Mus.

tapalbatasarukFoto: Abu Ubaidillah/detikcom

Tak hanya transportasi yang semakin dipermudah, Perbatasan Aruk juga membuat ekonomi masyarakat perbatasan kian menggeliat. Hal ini diungkapkan oleh Camat Sajingan Besar, Supardi.

“Sebelum PLBN (Aruk) diresmikan, perputaran uang hanya sekitar Rp 1 miliar/bulan, kemarin sebelum pandemi Corona satu bulan lebih dari Rp 10 miliar. Artinya meningkat 10 kali lipat,” kata Supardi.

Ia pun mengatakan PLBN Aruk membuktikan visi yang dipromosikan oleh Presiden Joko Widodo tentang nawacita membangun di perbatasan benar adanya. Namun selama pandemi Corona, perputaran uang di Kecamatan Sajingan Besar menurun karena PLBN Aruk tempat ekspor-impor tutup.

Upaya dari berbagai pihak dilakukan untuk membantu memulihkan ekonomi, khususnya pelaku UMKM di perbatasan, seperti yang dilakukan BRI. Di masa pandemi ini, BRI berkontribusi membantu menyalurkan bantuan kepada nasabahnya melalui restrukturisasi kredit dan subsidi bunga, serta menyalurkan bantuan dari Pemerintah mulai dari BPUM hingga BSU.

“Selama masa pandemi COVID-19 ini kami dari BRI Unit Galing ikut membantu menyalurkan bantuan-bantuan dari Pemerintah, seperti bantuan produktif usaha UMKM dan juga ada bantuan untuk guru honor yang telah kami salurkan dan telah berjalan,” kata Kepala BRI Unit Galing, Toni Addryan.

Toni juga mengatakan pihaknya berharap dengan adanya bantuan-bantuan ini masyarakat bisa semakin berkembang dan bertahan di masa-masa yang sulit ini.

Di ulang tahun BRI ke 125 yang mengangkat tema BRILian, BRI hadir di perbatasan untuk memberikan bantuan bagi para pengusaha kecil yang terdampak pandemi agar tetap dapat melanjutkan usahanya.

detikcom bersama BRI mengadakan program Tapal Batas yang mengulas mengenai perkembangan infrastruktur, ekonomi, hingga wisata di beberapa wilayah terdepan khususnya di masa pandemi. Untuk mengetahui informasi dari program ini ikuti terus beritanya di tapalbatas.detik.com.

Editor : Aron
Sumber : detik