Pemerintah Uni Emirat Arab (UEA) menyatakan efektivitas vaksin virus corona (Covid-19) buatan perusahaan farmasi China, Sinopharm, mencapai 86 persen dari hasil uji klinis.

Seperti dilansir Associated Press, Rabu (9/12), laporan itu disampaikan oleh Kementerian Kesehatan UEA melalui kantor berita WAM. Mereka menyatakan telah melakukan evaluasi terhadap uji klinis tahap III terhadap vaksin CNBG Sinopharm.

“Dari hasil analisis menunjukkan tidak ada hal-hal yang membahayakan,” demikian isi pernyataan Kemenkes UEA.

Mereka diberikan dua kali suntikan vaksin dengan rentang waktu 28 hari.

Sampai saat ini belum dijelaskan apakah hasil uji yang dipaparkan hanya meliputi proses yang dilakukan di UEA atau juga termasuk hasil yang dilakukan di China dan negara lain.

Di dalam pernyataan itu disampaikan bahwa vaksin itu sudah didaftarkan secara resmi, tanpa menjelaskan maksudnya.

Para pejabat UEA yang terkait dengan proses uji vaksin juga belum memberikan keterangan secara langsung.

Vaksin Sinopharm sudah disetujui untuk digunakan secara darurat oleh beberapa negara. Mereka juga masih melakukan uji tahap akhir di sepuluh negara.

Pemimpin Dubai, Mohammed bin Rashid Al Maktoum, dilaporkan sudah disuntik oleh vaksin itu sebagai salah satu relawan dalam proses uji klinis.

Vaksin Covid-19 produksi Sinopharm dibuat dengan cara mematikan virus corona, mirip dengan teknik vaksin polio.

Sedangkan perusahaan farmasi Barat menggunakan teknik produksi vaksin Covid-19 menggunakan protein RNA virus.

Maroko adalah salah satu negara di kawasan Timur Tengah yang berupaya melakukan vaksinasi Covid-19 terhadap 80 persen penduduk dewasa menggunakan vaksin Sinopharm.

Editor : Aron
Sumber : cnnindonesia