Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan potensi cadangan gas di Lapangan East Natuna di Perairan Natuna cukup besar. Potensinya mencapai dua kali dari Blok Masela.

“East Natuna itu second life of Indonesia. Dua kali Masela cadangannya,” ucap Direktur Jenderal Migas Tutuka Ariadji dalam Oil & Gas Stakeholders Gathering 2020, Rabu (9/12).

Jika Indonesia mengembangkan Lapangan East Natuna, sambung Tutuka, maka negara tak akan kekurangan gas. Namun, ia mengaku masih terkendala dari sisi permintaan.

“Ada potensi dan tidak akan kekurangan gas kalau mengembangkan East Natuna, yang masalah demand,” kata Tutuka.

Sementara, data Kementerian ESDM menunjukkan sisa cadangan gas bumi yang terbukti per 1 Januari 2020 hanya 43,6 triliun kaki kubik. Lalu, jika ditotal dengan cadangan yang berpotensi jumlahnya sebesar 62,4 triliun kaki kubik.

Berdasarkan perhitungan Kementerian ESDM, cadangan gas bumi ini hanya cukup sampai 17,7 tahun mendatang. Ini berarti, cadangan itu cuma bisa memenuhi kebutuhan di Indonesia sampai 2037.

Sebelumnya, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyatakan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Medco E&P Natuna berhasil menemukan cadangan gas komersial untuk dikembangkan di Wilayah Kerja (WK) Laut Natuna Selatan Blok B.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Susana Kurniasih mengatakan potensi gas tersebut ditemukan melalui pengeboran sumur eksplorasi West Belut-1. Saat ini, sumur West Belut-1 telah mencapai kedalaman akhir di 5.000 kaki.

Hasil temuan ini menyatakan bahwa Natuna masih memiliki potensi sumber gas yang menjanjikan. Bahkan secara total, keberhasilan rasio pemboran Natuna mencapai 100 persen.

Editor : Aron
sumber : cnnindonesia