Penyidik KPK mengagendakan pemeriksaan terhadap sejumlah saksi dalam kasus dugaan suap ekspor benih lobster. Salah satunya adalah ajudan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo yang bernama Dicky Hartawan.
Plt juru bicara KPK Ali Fikri mengatakan, Dicky akan diperiksa sebagai saksi untuk melengkapi berkas Edhy Prabowo.
“Diperiksa sebagai saksi untuk tersangka EP,” kata Ali dalam keterangannya, Selasa (8/12).
KPK Panggil Ajudan dan Sespri Menteri Edhy Prabowo  (1)
Ilustrasi kasus KPK Foto: Basith Subastian/kumparan
Selain Dicky, ada sejumlah saksi lain yang juga dipanggil KPK. Mereka adalah dua Sespri Edhy Prabowo bernama Fidya Yusri dan Anggia Putri Tesalonikacloer; Sales PT PLI bernama Ellen; dan pengurus rumah tangga Devi Komalah Sari. Mereka juga akan diperiksa untuk tersangka Edhy Prabowo.
Dalam kasus ini, KPK sudah menetapkan 7 tersangka. Tersangka penerima suap adalah Edhy Prabowo; Staf Khusus Menteri KP, Safri; Staf Khusus Menteri KP, Andreau Pribadi Misanta; Pengurus PT Aero Citra Kargo, Siswadi; Staf istri Menteri KP, Ainul Faqih; Amiril Mukminin.
Sementara tersangka pemberi suap adalah Direktur PT Dua Putra Perkasa, Suharjito.
KPK Panggil Ajudan dan Sespri Menteri Edhy Prabowo  (2)
Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo di dalam mobil tahanan usai menjalani pemeriksaan terkait kasus dugaan korupsi ekspor benih lobster di Gedung KPK, Jakarta, Kamis (26/11). Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Edhy Prabowo diduga melalui staf khususnya mengarahkan para calon eksportir untuk menggunakan PT Aero Citra Kargo bila ingin melakukan ekspor. Salah satunya adalah perusahaan yang dipimpin Suharjito.
PT Aero Citra Kargo diduga merupakan satu-satunya forwarder ekspor benih lobster yang sudah disepakati dan direstui Edhy. Para calon eksportir kemudian diduga menyetor sejumlah uang ke rekening perusahaan itu agar mendapatkan izin ekspor.
Uang yang terkumpul diduga digunakan untuk kepentingan Edhy, salah satunya untuk keperluan belanja barang mewah saat berada di Hawaii, AS.
Ia diduga menerima uang Rp 3,4 miliar melalui kartu ATM yang dipegang staf istrinya. Selain itu, ia juga diduga pernah menerima USD 100 ribu yang diduga terkait suap. Adapun total uang dalam rekening penampung suap Edhy Prabowo mencapai Rp 9,8 miliar.
Editor : Aron
sumber : kumparan