Arab Saudi melontarkan kecaman kepada Iran usai dikaitkan dengan pembunuhan ilmuwan nuklir. Saudi menyindir negeri seribu mullah itu.

Seperti dilansir AFP, Rabu (2/12/2020) ilmuwan nuklir terkemuka Iran, Mohsen Fakhrizadeh tewas pada hari Jumat (27/11) setelah mobil dan pengawalnya menjadi sasaran serangan bom dan senjata api di jalan utama di luar ibukota Teheran. Insiden ini meningkatkan ketegangan antara Iran dan musuh-musuhnya.

Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif pada hari Senin (30/11) mengatakan di Instagram bahwa pertemuan rahasia di Arab Saudi antara Putra Mahkota Mohammed bin Salman dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berkontribusi pada pembunuhan tersebut dan menuduh itu adalah “konspirasi”.

“Menteri Luar Negeri Iran Zarif sangat ingin menyalahkan kerajaan atas segala hal negatif yang terjadi di Iran,” tulis Adel al-Jubeir, Menteri Luar Negeri Saudi dalam cuitan di Twitter. “Apakah dia akan menyalahkan kami atas gempa bumi atau banjir berikutnya?” tulisnya.

“Ini bukanlah kebijakan Arab Saudi untuk terlibat dalam pembunuhan,” tambahnya.

Tidak seperti negara-negara Teluk lainnya, Arab Saudi belum secara resmi mengutuk pembunuhan ilmuwan nuklir Iran tersebut.

Bulan lalu, Netanyahu mengadakan pembicaraan penting di Arab Saudi dengan Putra Mahkota Mohammed bin Salman, menurut laporan media Israel dan sumber pemerintah Israel.

Kepala agen mata-mata Mossad, Yosef Meir Cohen dan Netanyahu bertemu Pangeran Mohammed, bersama dengan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo, di kota NEOM Laut Merah, kata sumber-sumber ini.

Namun Riyadh membantah jika pihaknya melakukan pertemuan tersebut. Arab Saudi tidak memiliki hubungan diplomatik resmi dengan Israel, tetapi kedua belah pihak diam-diam membangun hubungan atas dasar permusuhan bersama terhadap Iran.

Media terkemuka AS, The New York Times melaporkan bahwa seorang pejabat Amerika dan dua pejabat intelijen lainnya mengonfirmasi bahwa Israel berada di balik serangan terhadap Fakhrizadeh.

Presiden Iran Hassan Rouhani menuduh Israel mencoba menciptakan “kekacauan” dengan membunuh ilmuwan tersebut, tetapi mengatakan negaranya tidak akan jatuh ke dalam “perangkap”.

Editor : Aron
Sumber : detik