Danrem 132 Tadulako, Brigjen TNI Farid Makruf meminta masyarakat di Sulawesi Tengah (Sulteng) untuk berhenti memberikan dukungan ke warga sipil bersenjata yang tergabung dalam kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT). Hal itu mengingat gerakan kelompok tersebut yang terus berupaya memasuki wilayah Kota Palu.

“Kami minta masyarakat stop dan segera berhenti memberikan dukungan atau bantuan ke kelompok MIT. Baik berupa informasi maupun pasokan bahan makanan. Pergerakan terus dilakukan mendekati ibu kota, ayo segera laporkan dan belajar dari kejadian di Maboro,” ucap Danrem 132 Tadulako Brigjen TNI Farid Makruf saat dihubungi detikcom pada Rabu (2/12/2020) sore.

Menurutnya, masyarakat di Sulteng harus belajar dari kejadian yang terjadi di Kelurahan Mamboro, pada (7/11), bahwa ada dua sipil bersenjata yang masuk dalam daftar pencairan orang (DPO) MIT beraktivitas kurang lebih dari dua minggu. Ia berharap peran dari masyarakat untuk bersatu kepada Satgas Tinombala mempercepat operasi pencarian MIT yang dpimpin oleh Ali Kalora.

“Peran masyarakat mempercepat operasi Satgas Tinombala sangat diharapkan. Jangan seperti kejadian di Mamboro sudah dua minggu tidak dilaporkan, untung saja dua orang yang beraktivitas saat tu yaitu Bojes dan rekannya, tewas tertembak,” tuturnya.

Sebelumnya, telah terjadi penambahan korban akibat kekerasan MIT yang terus beraktivitas di Sulawesi Tengah, khususnya di daerah Poso, Parimo, Sigi dan Kota Palu.

4 orang warga transmigran yang merupakan satu keluarga di Desa Lembatongoa meninggal dunia. Selain itu juga, Kapolda Sulteng Irjen Abd. Rakhman Baso mengatakan bahwa dalam penyerangan itu ada sebanyak 6 rumah warga dibakar.

“Jadi pelaku berjumlah sekitar 8 orang dan dipastikan Ali Kalora pimpin aksi tersebut. Sebelum terjadinya pembunuhan itu, sekelompok MIT masuk melalui bagian belakang rumah korban atau dapur untuk mengambil beras sebanyak 40 Kg,” ungkap Kapolda Sulteng, Irjen Abd Rahkman Baso pada (29/11).

Editor : Aron
Sumber : detik