Polri mengevaluasi kinerja Satuan Tugas (Satgas) Tinombala yang beroperasi untuk menangkap kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) di wilayah Poso, Sulawesi Tengah.

Hal itu dilakukan usai pihak Satgas tak kunjung menangkap jaringan teroris pimpinan Ali Kalora dkk. itu hingga saat ini. Pada Jumat (27/12),  mereka diduga membunuh 4 warga sipil di Sigi, Sulteng.

“Operasi kami optimalkan dan coba kami evaluasi untuk dirubah,” kata Asisten Kapolri bidang Operai Inspektur Jenderal Imam Sugianto saat dihubungi CNNIndonesia.com, Selssa (1/12).

Dia menerangkan untuk saat ini pihak kepolisian bakal mendapat bantuan 100 personel tambahan dari unsur prajurit TNI. Menurutnya, saat ini personel itu sudah disiapkan untuk turun ke lapangan.

Imam pun menjelaskan sejumlah kesulitan dari Satgas dalam membongkar jaringan teror itu. Salah satunya, kata dia, mengingat situasi dan letak georafis lapangan di wilayah Sulteng.

“Tidak ada target waktu [penangkapan Ali Kalora], kalau bisa secepat-cepatnya,” ucap Imam, “Doakan semoga cepat ketangkap ya.”

Diketahui, Polri telah memperpanjang masa kerja Satgas dalam Operasi Tinombala hingga akhir 2020. Perpanjangan tim pengejaran kelompok teroris ini dilakukan usai masa operasi berakhir pada 30 September.

Tercatat, setidaknya masih ada 11 buronan MIT Poso yang belum ditangkap polisi. Kapolri Jenderal Idham Azis memerintahkan anggotanya untuk menembak mati kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Ali Kalora jika melawan saat ditangkap.

Idham menyatakan negara tidak boleh kalah dengan kelompok teror yang melakukan aksi pembunuhan apapun dalihnya.

Editor : Aron
Sumber : cnnindonesia