Jose Mourinho membawa Tottenham Hotspur mendadak jadi salah satu pesaing dalam perebutan gelar juara Liga Inggris musim ini.

Melihat performa Tottenham hingga pekan kesembilan Premier League, The Lilywhites layak dimasukkan ke dalam salah satu penantang gelar juara, seperti Liverpool maupun Manchester City.

Klub asal Kota London itu kukuh di puncak klasemen Liga Inggris setelah mengalahkan Manchester City 2-0 di Stadion Tottenham, akhir pekan lalu.

Kemenangan itu jadi yang keempat secara beruntun bagi Harry Kane dan kawan-kawan di Liga Inggris usai ditahan imbang West Ham United 3-3. Dalam dua pekan terakhir, Tottenham tidak tergoyahkan di posisi teratas.

Jika melihat performa pada musim lalu dengan pembelian pemain di bursa transfer musim ini, nama Tottenham tidak masuk ke dalam salah satu pesaing gelar juara Liga Inggris.

Pada musim 2019/2020, Jose Mourinho harus berjuang keras membawa Tottenham masuk ke enam besar guna bisa bersaing di Eropa lewat kualifikasi Liga Europa.

Sedangkan di bursa transfer, Tottenham hanya sanggup mendatangkan pemain-pemain kelas medioker. Mulai dari Pierre-Emile Hojbjerg, Matt Doherty, Joe Rodon, Sergio Reguilon, hingga Gareth Bale yang berstatus pinjaman.

Sementara, Giovani Lo Celso ditransfer dengan status permanen usai dipinjam pada musim lalu.

Meski demikian, mayoritas dari rekrutan anyar Mourinho itu mengisi posisi starter dari setiap pertandingan yang dilakoni pelatih asal Portugal tersebut.

Tottenham's manager Jose Mourinho, center, reacts as speaks with Tottenham's Pierre-Emile Hojbjerg end of the English Premier League soccer match between Tottenham Hotspur and Manchester City at Tottenham Hotspur Stadium in London, England, Saturday, Nov. 21, 2020. (Neil Hall/Pool via AP)Jose Mourinho memberikan dampak bagi Tottenham di musim ini. (AP/Neil Hall)

Doherty andalan Tottenham di bek kanan, sedangkan bek kiri jadi milik Reguilon. Peran yang tidak kalah penting adalah Hojbjerg. Gelandang asal Denmark itu jadi salah satu pekerja keras milik Mourinho di lini tengah Tottenham.

Dalam enam pertandingan di Liga Inggris sejauh ini, Doherty sudah memberikan satu assist, sementara Reguilon memberikan dua assist dari lima laga.

Hojbjerg belum memberikan kontribusi untuk gol Tottenham. Tetapi gelandang 25 tahun itu selalu jadi starter dan bermain penuh dalam 9 laga Tottenham di Liga Inggris.

Di sisi lain, Lo Celson merupakan pemain pelapis utama bagi Tottenham. Ketika fit, mantan pemain Paris Saint-Germain itu selalu mendapatkan jaminan bermain dari Mourinho.

Gol Lo Celso ke gawang Man City pada pekan lalu jadi salah satu bukti kejelian Mourinho yang memainkan gelandang asal Argentina itu di menit ke-65.

Transfer yang efektif tersebut bisa jadi salah satu kunci kekuatan Mourinho membawa Tottenham menjadi salah satu pesaing gelar juara Liga Inggris hingga pekan kesembilan.

Jalan lain yang mengantar Tottenham ke puncak saat ini adalah empat kemenangan beruntun, di saat pesaing lain tersandung.

Liverpool ditahan imbang Man City 1-1 pada pekan lalu. Apabila The Reds menang atas The Citizens, bisa jadi sejak pekan lalu hingga saat ini mereka yang menempati puncak klasemen.

Everton yang tampil mengejutkan di awal musim juga hanya menang satu kali dalam lima laga terakhir, dengan 3 di antaranya menelan kekalahan.

Menariknya, Tottenham bermain begitu efektif dalam empat kemenangan tersebut. Meski kalah dalam menciptakan peluang dibanding Burnley, Tottenham memanfaatkan peluang emas lewat sepak pojok yang dituntaskan jadi gol oleh Son Heung Min.

Tottenham juga efisien memanfaatkan kesempatan untuk mencetak gol lewat kedua sayap saat melawan Brighton and Hove Albion dan West Bromwich Albion.

Sementara, saat bersua Man City, efektivitas Tottenham lewat serangan balik begitu teruji.

Walaupun memiliki tren bagus, namun bukan berarti Mourinho lepas dari peran pelatih pragmatis. Pasalnya, pada kenyataannya Tottenham tetap kalah dalam penguasaan bola dan memilih menunggu momen yang tepat untuk menyerang saat bertemu Man City.

Penguasaan bola Tottenham hanya 33,9 persen saat melawan Man City yang meraih 66,1 persen. Baik sentuhan bola maupun operan tim tamu juga nyaris dua kali lipat dari tuan rumah.

Peluang kedua tim juga berbeda jauh. Man City memiliki total 22 peluang atau tembakan dengan 14 di antaranya dari permainan terbuka, sedangkan Tottenham hanya 4 peluang namun berbuah 2 gol.

Tottenham begitu mendominasi hanya ketika melawan tim-tim semenjana seperti Burnley, Brighton, dan West Brom. Tim besar yang bisa didikte oleh Tottenham hanyalah Manchester United saat menang 6-1.

Akan tetapi, hal itu bisa dianggap wajar lantaran MU sendiri masih belum begitu konsisten di musim ini.

Ujian konsistensi Tottenham akan terjadi dalam beberapa pertandingan Liga Inggris ke depan. Dalam dua laga berikutnya, Tottenham meladeni dua klub London, Chelsea dan Arsenal.

Disambung dengan melawan Crystal Palace serta Liverpool pada dua pertandingan berikutnya. Apabila sukses melewati empat laga itu dengan apik, Tottenham tanpa diragukan lagi layak ditempatkan di posisi teratas sebagai pesaing menuju gelar juara Premier League musim ini.

Editor :Aron

Sumber : cnnindonesia