Pandemi COVID-19 menjadi salah satu faktor yang paling diperhitungkan selama menjalani penerbangan. Kondisi ini menuntut seluruh maskapai penerbangan, termasuk AirAsia menyediakan fasilitas tambahan untuk memberikan kenyamanan dan keamanan terhadap penumpang.
Dengan fasilitas yang diberikan, seluruh maskapai yang tergabung di dalam AirAsia Group, termasuk AirAsia Indonesia (kode penerbangan QZ), meraih peringkat tertinggi, tujuh bintang penuh, untuk COVID-19 Health Ratings yang diberikan oleh para ahli aviasi di Airlineratings.com.
Peringkat ini diberikan berdasarkan penilaian terhadap penerapan inovasi-inovasi yang membuat penerbangan menjadi lebih lancar, higienis, dan bebas kontak dari kebiasaan sebelumnya. Sebagaimana dijelaskan pada situs Airlineratings.com, penilaian dilakukan berdasarkan tujuh kriteria, termasuk informasi prosedur COVID-19, penggunaan masker, perlengkapan pelindung diri untuk para awak pesawat, penyesuaian layanan makanan dalam pesawat, pembersihan pesawat secara rutin, penyediaan perlengkapan sanitasi, dan pembatasan sosial di dalam pesawat.
AirAsia Jadi Maskapai dengan Peringkat Tertinggi untuk COVID-19 Health Ratings (1)
Bupati Manggarai Barat Bapak Drs. Agustinus Ch. Dula (Kelima dari kanan) bersama Wakil Bupati Manggarai Barat Ibu Drh. Maria Geong (Keempat dari kanan) bersama Kepala Bandara Internasional Komodo Bapak Ir. Ketut Gunarsa (Keenam dari kiri) dan Head of Government Relations AirAsia Indonesia Bapak Eddy Krismeidi (Keenam dari kanan) pada perayaan penerbangan perdana rute terbaru AirAsia Bali – Labuan Bajo. Foto: Dok. AirAsia
Editor in Chief Airlineratings.com, Geoffrey Thomas, mengatakan awalnya sangat mengkhawatirkan bahwa masih banyak maskapai penerbangan yang tidak memenuhi standar keselamatan COVID-19 yang ditetapkan, yang sebenarnya bertujuan untuk melindungi penumpang dan awak pesawat.
“Namun, hal ini sekarang telah berubah, dan tim kami terus me-review tingkat kesesuaiannya setiap minggu. AirAsia merupakan salah satu maskapai yang sejak awal secara agresif telah menerapkan semua rekomendasi,” kata Geoffrey Thomas, dalam keterangan resmi, Selasa (24/11).
Thomas mengungkapkan bahwa rekomendasi ini berdasarkan kriteria yang ditetapkan oleh International Air Transport Association (IATA), International Civil Aviation Organisation (ICAO), dan World Health Organization (WHO) pada petunjuk keselamatan regional dan internasional.
Chief Operating Officer AirAsia Group, Javed Malik, mengatakan pihaknya berterima kasih atas pengakuan para ahli aviasi di Airlineratings.com terhadap prioritas AirAsia dalam memastikan bahwa perjalanan udara tidak hanya aman dan terjangkau, tapi juga lebih nyaman, mudah, dan higienis dalam situasi dunia saat ini.
“Inovasi telah menjadi DNA kami dan ini adalah bukti dari kerja keras yang telah kami lakukan, bekerja lembur untuk merevolusi perjalanan udara, mengurangi biaya, dan menyempurnakan pengalaman pelanggan,” kata Malik.
Sementara itu, Direktur Utama AirAsia Indonesia, Veranita Yosephine Sinaga, mengatakan penilaian ini akan mempermudah masyarakat dalam menentukan pilihan untuk mendukung kebutuhan perjalanannya. Pihaknya akan terus berinovasi dalam memberikan pengalaman terbaik bagi para pelanggan yang menginginkan rasa aman selama penerbangan.
“Saat ini tamu AirAsia dapat merasakan kenyamanan lebih dengan adanya pengaturan tempat duduk sesuai kapasitas yang ditetapkan pemerintah, prosedur masuk pesawat dimulai dari zona belakang, keluar pesawat per tiga baris dimulai dari depan, proses pemeriksaan yang minim sentuhan, dan semakin terjaga dengan penggunaan pelindung lengkap oleh para petugas darat dan awak kabin,” jelas Veranita.
Minggu sebelumnya, AirAsia telah mengumumkan inovasi terbaru “Scan2Fly” yang merupakan sebuah teknologi terdepan di industri yang dapat menentukan kelayakan calon penumpang untuk terbang sebelum mereka tiba di bandara, termasuk untuk proses verifikasi dokumen persyaratan kesehatan yang diperlukan secara real time.
Dengan Scan2Fly, calon penumpang AirAsia dapat memindai dan mengunggah surat keterangan kesehatan pada saat proses check-in. Fasilitas ini juga dapat menentukan apakah penumpang telah memenuhi persyaratan yang diperlukan untuk melakukan perjalanan oleh pihak otoritas, serta apakah surat keterangan bebas COVID-19 yang digunakan masih berlaku.
Setelah mengunggah dokumen persyaratan, calon penumpang dapat langsung menerima laporan otomatis dengan status diterima atau ditolak, termasuk alasannya jika ditolak. Sistem ini telah sukses diterapkan oleh GrayMatter dan telah berjalan untuk beberapa penerbangan AirAsia dari Bandara KLIA2 di Malaysia ke/dari Singapura dan Surabaya.
Selain itu, dalam waktu dekat akan tersedia untuk penerbangan dari dan ke Jakarta, dan nantinya juga akan diperkenalkan di destinasi lain yang memberikan persyaratan tambahan berupa dokumen perjalanan sebelum terbang.
Di saat yang sama AirAsia juga mengumumkan beberapa penyempurnaan dari fasilitas yang sudah diterapkan, yaitu termasuk layanan letak bagasi otomatis (automated bag drop services), pemeriksaan temperatur dengan roving technology, dan teknologi pengenal wajah biometrik F.A.C.E.S (Fast Airport Clearance Experience System) yang merupakan sistem pemrosesan penumpang AirAsia untuk mengenali wajah secara nirkontak.
Bersama Vision-Box, AirAsia juga tengah mengembangkan beberapa sistem nirkontak lainnya, seperti manajemen identitas digital untuk diterapkan pada ekosistem perjalanan dan keuangan. Seiring dengan kelanjutan transformasi digital AirAsia, ada banyak inovasi yang sedang dalam tahap pengembangan yang akan diumumkan nantinya.
Editor : Parna
Sumber : kumparan