Masa libur panjang ditengarai menjadi penyebab meningkatnya penularan Covid-19. Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan sejumlah pakar kesehatan meminta pemerintah meniadakan libur panjang akhir tahun 2020.

Kasus positif virus COVID-19 di Indonesia bertambah 4.360 orang pada Minggu (22/11). Dengan demikian total kasus positif COVID-19 mencapai 497.668 orang.

Penularan COVID-19 di Ibu Kota mencapai rekor tertinggi dengan penambahan kasus harian sebanyak 1.579. Lagi-lagi urusan libur panjang atau long weekend beberapa waktu lalu disebut-sebut berkaitan dengan angka penularan yang tinggi itu.

Juru Bicara Satgas COVID-19 Prof Wiku Adisasmito menduga kenaikan kasus tersebut karena efek long weekend pada akhir Oktober lalu. Wiku mengatakan hal tersebut berkaca pada pengalaman pasca-libur panjang Idul Fitri, Idul Adha, dan Hari Kemerdekaan. Oleh karena itu, Wiku menilai rekor kasus Corona di Jakarta kemarin diduga karena efek libur cuti bersama.

“Efek suatu event yang menimbulkan kerumunan dan penularan, biasanya baru terlihat dampak peningkatannya (dengan asumsi testing dilakukan seperti biasanya) dalam 10-14 hari kemudian,” kata Wiku.

“Jadi kalau sekarang meningkat itu kemungkinan terkait libur panjang 28 Oktober-1 November,” imbuhnya.

Wiku menyatakan keputusan libur panjang akhir tahun memang ditentukan pemerintah. Namun terkait keputusan itu bergantung kedisiplinan masyarakat dalam mematuhi protokol kesehatan dalam menerapkan 3M, yaitu memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan.

“Keputusan libur panjang, walaupun ditentukan pemerintah, namun prinsipnya sangat bergantung pada kedisiplinan masyarakat dalam mematuhi protokol kesehatan 3M, terutama pada masa-masa liburan,” tegasnya seperti dikutip di situs covid19.go.id, Minggu (22/11/2020).

 

Editor : Parna

Sumber : detiktravel