Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan, pihaknya tengah membuat persiapan detail agar pengadaan dan distribusi vaksin corona tidak gagal. Bahkan, kata Erick, seluruh vaksin akan diberi barcode mulai dari proses produksi hingga distribusi agar tidak dipalsukan atau disalah-gunakan.
“Sejak awal kami di vaksin mandiri sangat detail, sampai di-barcode-kan dari mulai produksi, distribusi, sampai penyuntikan dan setelah penyuntikan,” kata Erick dalam dialog bersama pimpinan redaksi media, Rabu (18/11/2020).
Dengan adanya barcode tersebut, bisa dilacak juga penggunaan vaksin yang sudah didistribusikan. Sehingga, vaksin tersebut bisa lebih tepat guna dan tidak dijual kembali secara ilegal.
“Sekarang di black market sudah ada yang mulai nawarin vaksin. Nah ini sangat berbahaya. Bukannya saya sebagai BUMN ingin memonopoli, tapi distribusi vaksin ini kita juga melibatkan swasta,” tegasnya.
Sedangkan untuk produksi vaksin, Erick menyebut, pihaknya telah menjalin kerja sama dengan CEPI (Coalition for Epidemic Preparedness Innovations). Sehingga, di tahun 2022, Indonesia wajib sudah menjalankan program vaksinasi dengan kapasitas yang sudah disiapkan.
“Bio Farma sudah mulai engage dengan perusahaan produksi swasta, apakah Biotis atau Kalbe. Kita ingin menjadi center dari produksi vaksin. Paling tidak, itu yang sudah dijelaskan Bio Farma di 15 negara,” tutup Erick.
Editor : Parna
Sumber : kumparan