Tak tahan dengan efek dari pandemi virus Corona, AirAsia  Jepang atau AirAsia Japan Co Ltd (AAJ) mengajukan kebangkrutan. Pengajuan kebangkrutan itu dilakukan pada 17 November 2020.

Dalam sebuah pernyataan kepada Bursa Malaysia, AirAsia Jepang bangkrut karena menurunnya jumlah penerbangan akibat lockdown di berbagai negara.

“Semua biaya investasi di AirAsia Jepang sudah dihapusbukukan,” tulis AirAsia dalam pernyataannya seperti dikutip detikTravel, Rab (18/11/2020).

AirAsia memiliki 33 persen saham di AirAsia Jepang. AirAsia Jepang sendiri sudah menghentikan penerbangan sejak 5 Oktober lalu.

Ini merupakan pukulan lanjutan pada group AirAsia. sebelumnya AirAsia juga sudah menghentikan operasional penerbangan AirAsia X di Indonesia sejak bulan Januari 2019.

“Sehubungan dengan pemberitaan media mengenai maskapai AirAsia  X Indonesia (kode penerbangan XT), bersama ini maskapai mengkonfirmasi bahwa meskipun operasional penerbangan berjadwal telah dihentikan sejak bulan Januari 2019, hingga saat ini tidak ada proses likuidasi yang sedang berlangsung,” bunyi siaran pers resminya,” ujarnya.

Untuk bertahan di kala pandemi, AirAsia mulai merambah ke bisnis makanan AirAsia Food. Platform online AirAsia tidak lagi hanya tentang menerbangkan seseorang ke suatu destinasi.

Layanan pesan-antar makananAirAsia Food diluncurkan pada bulan Juni. Aplikasi itu memberi akses pengguna ke lebih dari 200 pedagang atau penjual makanan.

Bahkan CEO AirAsia Tony Fernandes sampai turun tangan membantu AirAsia. Dia akan ikut mengantarkan makanan kepada pelanggan yang terpilih mulai Desember tahun ini.

Sementara di Indonesia, untuk menarik minat masyarakat bepergian naik pesawat lagi, AirAsia memberikan program membayar Rp 1,5 juta untuk bebas terbang selama 6 bulan. Lengkapnya bisa dilihat di link di bawah ini:

Editor : Aron
Sumber : detik