Bunaken Tangkoko Minahasa, Sulawesi Utara, baru saja ditetapkan sebagai cagar biosfer baru Indonesia. Penetapan itu diumumkan dalam Sidang ke-32 International Coordinating Council (ICC) Man and the Biosphere (MAB) UNESCO secara daring pada 27-28 Oktober 2020 lalu oleh UNESCO Headquarter di Paris, Prancis.

Ketua DPD RI, AA La Nyalla Mahmud Mattalitti menegaskan dirinya akan mendorong pengembangan pariwisata Sulawesi Utara (Sulut) untuk semakin diakui dunia, menyusul pengakuan Bunaken Tengkolo Minahasa UNESCO Biosphere Reserves atau Cagar Biosfer UNESCO.

”Kita tahu Bunaken saat ini sudah diakui oleh UNESCO sebagai salah satu Cagar Biosfer. Tentunya hal ini menambah nilai jual pariwisata yang ada di Sulawesi Utara,” ujar LaNyalla di Bandara Sam Ratulangi Manado, Sulut, Minggu (15/11) sebagaimana dikutip Antara.

UNESCO Resmi Tetapkan Bunaken Sebagai Cagar Biosfer Indonesia (1)
Ilustrasi wisatawan mancanegara menikmati keindahan Laut Bunaken Foto: Shutter Stock

La Nyalla juga meminta pemerintah daerah Sulut kian menunjang destinasi wisata di daerah masing-masing mengingat pariwisata menjadi salah satu sektor yang terkena imbas dari pandemi Corona COVID-19.

“Sosialisasikan kembali dan optimalkan pariwisata di Sulut, sehingga pada saatnya, setelah Pandemi ini mereda, kita siap bangkit dengan cepat. Karena memang akibat pandemi, pariwisata kita jadi lesu,” ucap dia.

Meski begitu, dirinya mengimbau agar pemda mempersiapkan infrastruktur pariwisata sebaik mungkin. Termasuk semua hal yang diperlukan untuk menunjang protokol kesehatan COVID-19.

“Protokol kesehatan jangan sampai diabaikan. Pemda harus betul-betul mempersiapkannya,” sambung La Nyalla.

UNESCO Resmi Tetapkan Bunaken Sebagai Cagar Biosfer Indonesia (2)
Panorama di Taman Nasional Laut Bunaken Foto: Shutter Stock

Selain Bunaken, Sulut menyimpan banyak surga tersembunyi yang masih dapat meningkatkan pariwisata domestik, seperti Pulau Siladen yang masih berada di Kepulauan Bunaken, pulau-pulau indah di sekitar Manado, dan pula Air Terjun Kima Atas.

Pulau Siladen yang masih berada di Kepulauan Bunaken, pulau-pulau indah di sekitar Manado. Ada pula Air Terjun Kima Atas, dan berbagai pantai yang memiliki pesona luar biasa.

“Pelaku UMKM bisa berinovasi dengan membuat produk makanan khas Sulut kemasan. Bisa dijual hingga ke luar negeri dengan teknologi pangan,” ujar dia.

UNESCO Resmi Tetapkan Bunaken Sebagai Cagar Biosfer Indonesia (3)
Ilustrasi senja di Bunaken, Sulawesi Utara Foto: Shutter Stock
“Ada Tinutuan, sambal Roa, Woku Blanga, Dabu-dabu yang semuanya mempunyai cita rasa Indonesia yang kaya rempah. Kita harus dukung agar bisnis kuliner di Sulut semakin berkembang lagi,” katanya menimpali.

Setiba di Bandara Sam Ratulangi, La Nyalla disambut empat senator asal Sulut yakni Maya Rumantir, Stafanus BAN Liow, Cherish Harriette, dan Djafar Alkatiri. Turut hadir Sekda Provinsi Sulut, Edwin Silangen dan Forkopimda, Kapolda Sulut, Pangdam XIII Merdeka, Kajati Sulut, Danlantamal serta Danlanudsri.

Tarian khas Minahasa, Kawasara, yang juga disebut Sakalele turut menyambut kedatangan La Nyalla beserta rombongan senator dari beberapa provinsi yang mengikuti kunjungan kerja tersebut.

Editor : Aron
Sumber : kumparan