Ekonomi RI resmi menyandang status resesi. Kuartal III-2020 ekonomi Indonesia kembali terkontraksi 3,49%.

Namun hal itu ternyata tidak mempengaruhi pergerakan rupiah. Justru mata uang Garuda kemarin mendominasi dolar Amerika Serikat (AS).

Tren positif ini bahkan diperkirakan berlanjut. Rupiah masih berpeluang untuk terus menguat.

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi memprediksi dolar AS terhadap rupiah bisa menyentuh level Rp 14.350 bulan ini. Hal yang menjadi pendorongnya adalah hasil Pilpres AS dan vaksinasi COVID-19.

“Rupiah di bulan November kemungkinan menyentuh level Rp 14.350. Faktornya Biden effect dan masyarakat Indonesia Desember sudah divaksinasi,” tuturnya, Kamis (5/11/2020).

Menurut Ibrahim meski Indonesia sudah resmi resesi karena kuartal III-2020 ekonomi terkontraksi 3,49% penguatan rupiah masih akan tetap berlangsung.

Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Yusuf Rendy Manilet menjelaskan, Biden sendiri berjanji akan melakukan negosiasi perang dagang dengan China. Berakhirnya perang dagang berpotensi bisa mendorong kembali perkeonomian China.

“Jika perekonomian China kembali ke jalur pertumbuhan yang tinggi seperti sebelum pandemi di kisaran 6-8% tentu ini akan berdampak positif bagi Indonesia yang merupakan salah satu partner dagang utama China. Produk komoditas ekspor unggulan Indonesai seperti batubara dan minyak sawit berpotensi diuntungkan dari hal ini,” terangnya.

Selain itu Biden juga mendorong kelanjutan stimulus ekonomi, salah satunya dengan kembali melakukan Quantitative Easing. Hal itu berpotensi mendorong masuknya aliran investasi portofolio ke negara berkembang termasuk di dalamya Indonesia.

“Masuknya aliran investasi portofolio ke Indonesia berpotensi mendorong penguatan nilai tukar rupiah,” tutupnya.

 

Editor : Aron

Sumber : detik