Kelompok Negara Islam (ISIS) mengklaim secara sepihak bahwa mereka bertanggung jawab atas penembakan brutal di Wina, Austria. Aksi brutal itu telah menewaskan empat orang.

Dilansir AFP, Rabu (4/11) empat orang tewas ketika Kujtim Fejzulai, yang digambarkan sebagai simpatisan ISIS berusia 20 tahun, yang pernah mendekam di penjara, melepaskan tembakan dengan sebuah Kalashnikov (senjata semi otomatis) di daerah sibuk Wina, ibu kota Austria pada Senin (2/11) malam waktu setempat, sehari sebelum negara itu memasuki lockdown Corona.

Kelompok ISIS – yang mengklaim banyak serangan di Eropa – mengatakan bahwa seorang “prajurit kekhalifahan” bertanggung jawab atas pembantaian di Wina, demikian menurut badan propagandanya.

Polisi menembak mati pria bersenjata itu pada hari Senin (2/11). Polisi lalu mendatangi 18 alamat berbeda dan melakukan 14 penangkapan saat mereka mencari kemungkinan kaki tangannya dan berusaha untuk menentukan apakah dia bertindak sendiri.

Setelah meninjau rekaman CCTV dari serangan itu di daerah, dengan bekerja sama dengan bar dan restoran tidak jauh dari tempat bersejarah di pusat kota Wina, Menteri Dalam Negeri Karl Nehammer mengatakan bahwa dari video tersebut “saat ini tidak menunjukkan bukti adanya penyerang kedua”.

Di komputer Fejzulai, para penyelidik menemukan bukti yang memberatkan termasuk foto yang baru-baru ini diposting di Facebook, yang menunjukkan dia membawa senjata otomatis dan parang yang digunakan selama serangan di Wina tersebut.

Polisi mengatakan dia juga memakai sabuk peledak palsu.

 

Arab Saudi Kecam Penembakan di Wina

Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel Al-Jubeir menyampaikan belasungkawa atas penembakan brutal di Wina itu. Al-Jubeir menegaskan bahwa serangan Wina adalah kejahatan keji yang bertentangan dengan semua agama dan nilai-nilai kemanusiaan.

Seperti dilansir Reuters, Rabu (4/11) pernyataan Al-Jubeir ini disampaikan melalui akun Twitter-nya pada Selasa (3/11).

“Kami berbagi dengan teman-teman di Republik Austria tentang kesedihan atas kejahatan teroris yang menargetkan orang-orang tak berdosa di Wina. Kejahatan keji ini dan sejenisnya bertentangan dengan semua agama dan nilai-nilai kemanusiaan, dan itu menekankan kepada kita bahwa terorisme tidak memiliki agama atau ras,” ungkap Al-Jubeir dalam cuitannya.

 

 

Editor : Parna

Sumber : detiknews