Pandemi corona masih menjadi tantangan terbesar yang hingga saat ini dihadapi seluruh negara di dunia, termasuk Indonesia. Masih belum ditemukannya vaksin atau obat yang ampuh untuk menekan penularan virus ini, pelacakan kontak menjadi salah satu kunci.
Plt Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan, dr Muhammad Budi Hidayat, mengatakan deteksi dini akan potensi penularan virus wajib dilakukan. Melihat gejala hingga kriteria seseorang yang tertular, kata dia, patut dipertimbangkan untuk meminimalisasi meningkatnya angka penularan kasus.
“Untuk menghentikan transmisi penularan melalui satu deteksi dini kasus melalui skrining gejala, skrining faktor risiko, dan melakukan pemeriksaan laboratorium pada orang yang memiliki kriteria suspek,” ujar Budi dalam workshop virtual aplikasi pelacakan kontak, Selasa (3/11).
Dalam tracing terhadap suspek corona, menurut dia, perlu memperhatikan pentingnya masa inkubasi virus. Dalam masa itulah, nantinya terlihat apakah benar seseorang telah terpapar atau tertular oleh virus COVID.
“Masa inkubasi ini bervariasi antara 2 sampai 14 hari. Rata-rata sekitar 5 hari,” ucap Budi.
“Kasus konfirmasi memiliki masa penularan utamanya dua hari sebelum gejala dan 14 hari setelah gejala. Ini kita gunakan sebagai dasar dalam penentuan kontak erat,” lanjut dia.
Kemenkes: Masa Inkubasi Virus Corona Kini Rata-rata 5 Hari (1)
Ilustrasi Bendung Corona Foto: Indra Fauzi/kumparan
Selain masa inkubasi yang sesuai, proses monitoring harian, menurutnya turut memegang peranan penting untuk memantau bagaimana virus tersebut berkembang tiap harinya. Jika tak kunjung sembuh atau mereda, isolasi harus dilakukan ketat.
“Keberhasilan Indonesia dalam menghadapi pandemi saat ini tentunya dipengaruhi juga adanya kolaborasi dan koordinasi semua pihak baik tingkat pusat maupun daerah. Kolaborasi ini juga diperlukan dalam pelaksanaan pelacakan kontak yang merupakan komponen penting dalam pemutusan rantai penularan COVID-19,” kata Budi.
“Perlu adanya monitoring dan supervisi pelacakan kontak yang harus dilakukan mulai dari puskesmas kabupaten/kota, provinsi, dan pusat. Melalui workshop ini diharapkan saudara sekalian dapat lebih memahami tentang pentingnya pelacakan kontak dan karantina,” tutupnya.
Editor : Parna
Sumber : kumparan