Airports Council International Europe (ACI Europe) memprediksi bakal ada sekitar 200 bandara Eropa yang terancam gulung tikar jika penerbangan tidak kembali normal pada akhir tahun.

Rinciannya, data dari ACI Europe ada total 193 bandara dari 740 bandara mengalami kesulitan keuangan karena larangan penerbangan selama pandemi COVID-19. Bandara mereka memfasilitasi 277 ribu pekerjaan dan menyumbang 12,4 miliar euro terhadap PDB Eropa.

“Di tengah gelombang kedua, memastikan perjalanan udara yang aman terus menjadi perhatian utama kami. Sangat penting bagi kami untuk mengurangi risiko impotasi dan diseminasi sebanyak mungkin. Tapi tentunya kami dapat melakukan pekerjaan yang jauh lebih baik untuk mengurangi risiko tersebut dengan menguji penumpang udara daripada dengan karantina yang tidak dapat diterapkan,” ujar Direktur Jenderal ACI Eropa Olivier Jankovec di situs resminya.

Ancaman penutupan bandara berarti Eropa bakal menghadapi kemungkinan runtuhnya bagian penting dari sistem transportasi udaranya – kecuali jika pemerintah bertindak untuk memberikan dukungan yang diperlukan. “Sejauh ini, hanya sedikit yang melakukannya,” ujarnya.

Menurut Jankovec ada beberapa data yang mengkhawatirkan seputar transportasi udara Eropa:

1. Penurunan tahun ke tahun sebesar 73% dalam lalu lintas penumpang di bandara Eropa pada bulan September

2. Hilangnya tambahan 172,5 juta penumpang pada September membuat total volume penumpang yang hilang sejak Januari 2020 menjadi 1,29 miliar

3. Pada pertengahan Oktober, lalu lintas penumpang turun 75% dari periode yang sama tahun lalu, mencapai penurunan 80% untuk bandara di Uni Eropa / EEA / Swiss / Inggris – lintasan menurun yang jelas

“Berlangsungnya pembatasan yang ketat untuk perjalanan lintas batas ke musim dingin telah sangat memperburuk prospek lalu lintas, sebagaimana tercermin dalam perkiraan terbaru ACI Eropa. Banyak maskapai penerbangan telah memangkas rencana kapasitas mereka untuk pengingat tahun ini menjadi 2021,” ujarnya.

Bandara yang menghadapi kebangkrutan sebagian besar adalah bandara regional yang melayani komunitas lokal. Efeknya terhadap lapangan kerja dan ekonomi lokal sudah jelas.

Dukungan keuangan dari Pemerintah akan sangat penting dalam mencegah ketimpangan geografis yang meningkat dan kohesi sosial yang rusak. Pada saat yang sama, bandara dan hub Eropa yang lebih besar tidak kebal dari risiko keuangan yang kritis.

Bandara-bandara di Eropa telah memangkas biaya sampai habis dan menggunakan pasar keuangan untuk menopang neraca dan menyiapkan dana darurat. Peningkatan utang yang tiba-tiba ini -setidaknya ada tambahan 16 miliar euro untuk 20 bandara teratas Eropa – setara dengan hampir 60% pendapatan mereka di tahun normal.

Di sisi lain bandara-bandara ini harus membuat ribuan pekerja terampil menjadi mubazir, jelas membahayakan masa depan bandara itu sendiri.

“Angka-angka yang diterbitkan hari ini melukiskan gambaran yang sangat suram. 8 bulan setelah krisis, semua bandara di Eropa menghabiskan uang tunai untuk tetap buka, dengan pendapatan yang jauh dari menutupi biaya operasional, apalagi biaya modal. Pengenaan karantina oleh pemerintah saat ini daripada pengujian membuat bandara Eropa semakin dekat ke tepi jurang dari hari ke hari,” tutupnya.

 

 

Editor : Parna

Sumber : detiknews