AmerikaSerikat(AS) kembali melontarkan serangan kepada China. Kali ini, AS lewat penasihat keamanan nasional Presiden Donald Trump menuding China hendak mencuri penelitian vaksin Corona.Dilansir dari Channel News Asia dan Reuters, Kamis (22/10/2020) Trump mengidentifikasi China sebagai pesaing utama Amerika Serikat, dan menuduh Partai Komunis China mengambil keuntungan atas perdagangan dan tidak mengatakan yang sebenarnya atas wabah virus Corona, yang dia sebut “wabah China”.

Penasihat keamanan Trump, Robert O’Brien mengatakan kepada para pejabat tinggi militer dan intelijen Inggris dan AS bahwa China adalah kekuatan pemangsa yang menekan rakyatnya dan berusaha memaksa tetangga dan kekuatan Barat.

“PKT (Partai Komunis Tiongkok) mencari dominasi di semua domain dan sektor (dan) berencana untuk memonopoli setiap industri yang penting hingga abad ke-21,” kata O’Brien kepada Atlantic Future Forum melalui tautan video ke kapal induk Angkatan Laut HMS Queen Elizabeth.

“Baru-baru ini RRT menggunakan spionase yang mendukung dunia maya untuk menargetkan perusahaan yang mengembangkan vaksin dan perawatan COVID di Eropa, Inggris, dan Amerika Serikat sambil menggembar-gemborkan perlunya kerja sama internasional,” kata O’Brien.

China di bawah Presiden Xi Jinping, mengatakan Barat – dan Washington khususnya – dicengkeram oleh histeria anti-China, pemikiran kolonial dan kemarahan karena China saat ini menjadi salah satu dari dua ekonomi teratas dunia.

Kenaikan ekonomi dan militer China selama 40 tahun terakhir dianggap sebagai salah satu peristiwa geopolitik paling signifikan akhir-akhir ini, di samping jatuhnya Uni Soviet pada tahun 1991 yang mengakhiri Perang Dingin.

O’Brien juga mengatakan China telah mengkooptasi organisasi internasional dan memaksa mereka untuk memasang peralatan telekomunikasi China di fasilitas mereka. Dia menuduh Partai Komunis memblokir perusahaan asing sambil mensubsidi perusahaannya sendiri.

Selain itu, dia mengatakan proyek internasional andalan China, yang disebut inisiatif Belt and Road, melibatkan penawaran “pinjaman tidak berkelanjutan” kepada negara-negara miskin untuk membangun proyek infrastruktur menggunakan perusahaan dan buruh China.

Ketegangan China dan Amerika Serikat

Beberapa waktu belakangan ini hubungan AS dan China sedang memanas. AS menyerang China lewat beberapa tuduhan, dari mulai soal pandemi Corona hingga masalah HAM di Xinjiang.

Sebelumnya, Menteri Pertahanan Amerika Serikat Mark Esper mengungkapkan inisiatif baru untuk memperkuat dan memperluas aliansi AS. Yakni dengan “demokrasi yang berpikiran sama” untuk melawan Rusia dan China.

Dilansir AFP, Rabu (21/10/2020) Esper mengatakan Pentagon akan secara sistematis memantau dan mengelola hubungannya dengan negara-negara mitra, yang bertujuan untuk menemukan cara guna mengoordinasikan militer dan juga untuk memajukan penjualan senjata AS.

Inisiatif, yang disebut Panduan untuk Pembangunan Aliansi dan Kemitraan (GDAP) tersebut, disampaikan hanya dua minggu sebelum pemilihan presiden AS yang mana–jika Presiden Donald Trump kalah–Esper bisa diganti pada bulan Januari.

Editor : Aron
Sumber : detik