Banyak cara dapat dilakukan guna menekan lonjakan gula darah, salah satunya dengan mengonsumsi gula untuk diabetes. Beralih dari gula pasir rafinasi ke jenis gula pengganti disebut lebih aman untuk penderita diabetes.

Gula dikenal memiliki banyak efek buruk bagi kesehatan. Terutama jika dikonsumsi secara berlebihan, gula dapat menimbulkan beragam penyakit, mulai dari obesitas, hingga penyakit kronis seperti diabetes.

Para ahli sepakat bahwa penderita diabetes harus berhati-hati dalam mengonsumsi gula guna menghindari lonjakan gula darah.

Hal ini bertujuan untuk menghindari komplikasi diabetes yang lebih parah, termasuk kerusakan saraf dan penyakit kardiovaskular.

Namun bukan berarti pengidap diabetes tidak dapat mengonsumsi makanan manis. Agar tetap aman ketika menggunakan gula sebagai pemanis makanan, penderita diabetes dapat mengganti gula pasir ke gula pengganti yang rendah kalori.

Saat ini terdapat berbagai jenis pemanis rendah kalori, yang dapat dipilih oleh penderita diabetes, sehingga mereka dapat menikmati makanan dan minuman manis tanpa membuat kadar gula darah melonjak.

Berikut enam pengganti gula pasir untuk diabetes melansir Medical Newa Today.

1. Stevia

ilustrasi gulaFoto: iStockphoto/HandmadePictures
Stevia adalah gula untuk diabetes yang berasal dari tanaman stevia rebaudiana.

Dikenal sebagai pemanis alami rendah kalori, stevia terbuat dari tanaman Stevia rebaudiana yang banyak tumbuh di Paraguay dan Brasil.

Stevia dibuat melalui proses ekstraksi senyawa kimia bernama steviol glycosides yang terdapat pada daun tanaman. Setelah melalui proses pengolahan yang lebih lanjut diperoleh serbuk putih yang 300 kali lebih manis daripada sukrosa, atau gula pasir yang ada di pasaran.

Kendati demikian terdapat kelebihan dan kekurangan stevia yang wajib Anda ketahui sebelum mengonsumsi pemanis ini agar tidak rugi.

Stevia merupakan pemanis dari ekstrak tumbuhan alami, sehingga produk ini bebas kalori dan tidak berpotensi menaikkan kadar gula darah.

Namun, gula alami sarat manfaat ini dijual dengan harga yang lebih mahal dibandingkan gula pasir biasa. Jadi Anda harus merogoh kocek lebih dalam jika ingin membeli gula alami ini di pasaran.

Selain mahal, Stevia juga memiliki cita rasa pahit yang tidak disukai oleh sebagian orang. Bahkan beberapa produsen menambahkan gula dan bahan lain untuk menciptakan rasa manis, yang justru berpotensi mengurangi manfaat stevia bagi kesehatan.

Hal lain yang juga menjadi masalah adalah kandungan senyawa kimia pada Stevia menimbulkan efek samping pada sebagian orang. Beberapa di antaranya melaporkan mual, kembung, dan sakit perut setelah mengonsumsi stevia.

Untuk itu, Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) menganjurkan masyarakat untuk memperhatikan batas konsumsi stevia agar aman dan tidak menimbulkan efek samping selama dikonsumsi.

Beberapa ahli nutrisi, merekomendasikan banyaknya gula stevia yang aman dikonsumsi sekitar 4 mg per kg berat badan seseorang. Jadi, apabila seseorang memiliki berat 60 kg, maka jumlah konsumsi yang disarankan sebesar 23,4 gram atau setara 9 saset stevia.

2. Tagatose

Pemanis alami yang juga aman untuk penderita diabetes adalah tagatose atau tagatosa. Hal ini dikarenakan, tagatosa diproduksi menggunakan proses enzimatisasi dari unsur galaktosa pada susu.

Meski dihasilkan dari proses kimiawi namun tagatosa yang termasuk dalam golongan fruktosa ini dinyatakan 90 persen lebih manis dari sukrosa (gula pasir).

Selain dari kandungan laktosa pada susu, tagatose juga dapat dihasilkan dari beberapa buah-buahan berdaging manis seperti apel, jeruk, dan nanas. Pada umumnya tagatose digunakan sebagai pemanis pada makanan, penambah tekstur dan stabilizer rendah kalori.

Selain mendapat sertifikat aman untuk dikonsumsi semua kalangan dari FDA, beberapa ilmuwan menambahkan pemanis alami ini juga sangat baik digunakan untuk mengontrol gula darah pada pasien diabetes tipe 2.

Tak hanya itu, menurut penelitian tagatosa memiliki indeks glikemik (GI) yang rendah sehingga cocok digunakan dalam pengobatan pasien obesitas. Termasuk bagi penderita diabetes yang sedang menjalani diet rendah Indeks glikemik.

Namun, Anda harus rela merogoh kocek agak dalam untuk menggunakan pemanis alami tersebut. Hal ini dikarenakan tagatose umumnya dijual dengan harga lebih mahal dibandingkan pemanis rendah kalori lain yang ada di pasaran.

3. Sukralosa

ilustrasi gulaFoto: iStockphoto/humonia
Sukralosa adalah gula untuk diabetes yang manis namun rendah kalori

Alternatif pemanis alami lain adalah sukralosa. Pemanis alami ini terbuat dari sukrosa yang telah melalui proses kimiawi.

Meski telah melewati proses pencampuran namun, pemanis alami ini 600 kali lebih manis daripada gula meja dengan kandungan kalori yang lebih rendah sehingga sangat aman untuk penderita diabetes.

Sukralosa adalah salah satu pemanis buatan yang paling populer, dan tersedia secara luas. Beberapa produsen makanan juga kerap menambah sukralosa ke berbagai produk mulai dari permen karet, sereal dan olahan lainnya.

Tak hanya aman dikonsumsi, pemanis alami ini juga lebih tahan panas dibandingkan jenis lain yang rasanya mudah berubah ketika dipanaskan pada suhu yang tinggi. Hal ini menjadikan sukralosa kerap dipilih sebagai bahan baku membuat kue dan pemanis minuman panas.

FDA menganjurkan penggunaan sukralosa yang aman adalah sebesar 5 mg per kg berat badan. Misalnya seseorang memiliki berat badan sekitar 60 kg, maka jumlah sukralosa yang aman dikonsumsi adalah 23 saset dalam sehari.

4. Aspartam

Selanjutnya, pengganti gula untuk diabetes yang aman adalah aspartam. Pemanis buatan ini sangat umum di pasaran bahkan telah tersedia sejak 1980-an.

Aspartam sering dipilih warga karena memiliki rasa yang manis bahkan 200 kali lebih manis dari gula pasir biasa. Produk ini bahkan kerap digunakan oleh sejumlah produsen makanan dalam beberapa menu mereka, mulai dari makanan, hingga minuman diet soda.

Tidak seperti sukralosa, aspartam kurang baik jika diolah pada suhu yang tinggi. Hal ini dikarenakan rasa manis pada aspartam mudah rusak pada suhu tinggi sehingga jarang digunakan saat memasak dan sering dijadikan sebagai hiasan di meja.

Aspartam juga tidak aman dikonsumsi oleh orang memiliki penyakit bawaan lahir akibat kelainan genetik atau yang biasa dikenal sebagai fenilketonuria.

FDA menganjurkan jumlah aspartam yang aman dikonsumsi yakni tidak lebih dari 50 mg per kg berat badan. Oleh karena itu, seseorang yang memiliki berat 60 kg dapat mengonsumsi 75 bungkus aspartam dalam bentuk saset kecil.

5. Sakarin

ilustrasi gulaFoto: iStockphoto/Photosiber
Sakarin adalah gula untuk diabetes yang nol kalori dan tidak menyebabkan kanker

Pemanis alami yang juga cocok untuk penderita diabetes adalah sakarin. Kini, Anda dapat mudah menemukan sakarin karena pemanis buatan ini telah banyak dijual di pasaran.

Pemanis yang terbuat dari proses oksidasi zat kimia ini juga aman untuk penderita diabetes karena nol kalori dan 200-700 kali lebih manis dari gula pasir.

Kendati pernah dianggap dapat menyebabkan kanker kandung kemih oleh sejumlah ilmuwan. Namun National Institutes of Health (NIH) Amerika Serikat telah mendukung penggunaan sakarin untuk pasien diabetes karena aman dan tidak berpotensi menyebabkan kanker.

FDA menganjurkan jumlah takaran yang tepat dalam mengkonsumsi sakarin adalah 15 mg per kg berat badan, yang berarti jika seseorang memiliki berat badan 60 kg, maka ia dapat mengonsumsi 45 saset sakarin per hari.

6. Neotam

Agar gula darah aman, penderita diabetes dapat mengganti pemanis di rumah dengan neotam. Neotam adalah jenis pemanis buatan rendah kalori yang memiliki derajat kemanisan sangat tinggi.

Dari hasil penelitan, neotam 7.000-13.000 kali lebih manis dari gula pasir yang biasa dikonsumsi. Pemanis ini bahkan mampu bertahan di suhu tinggi, sehingga cocok digunakan saat memasak atau membuat pangan lain yang membutuhkan suhu tinggi.

Bahkan beberapa ahli sepakat, neotam aman digunakan untuk manusia dari berbagai usia.

Sementara itu, FDA menganjurkan jumlah penggunaan neotam yang aman adalah 0,3 mg per kg berat badan. Sehingga apabila seseorang memiliki berat badan 60 kg, maka jumlah konsumsi neotam yang aman adalah berjumlah 23 bungkus per hari.

Selain mulai beralih ke beberapa jenis pengganti gula untuk diabetes, penderitanya juga dianjurkan untuk rutin mengontrol kesehatan terutama gula dan menerapkan gaya hidup sehat sebelum komplikasi yang ditimbulkan bertambah parah.

Editor : Aron
Sumber : cnnindonesia