Pemerintah Iran menerapkan larangan sementara perjalanan antarkota di lima kota besar. Kebijakan itu dikeluarkan usai kasus harian covid-19 mencetak rekor tertinggi.

Dilansir AFP, Kamis (15/10), Menteri Kesehatan Iran Koanoush Johanpour mengungkapkan larangan berlaku untuk perjalanan dari dan ke Teheran, Karaj, Mashhad, Isfahan, dan Urmia. Kebijakan serupa sempat diterapkan pada Maret lalu.

Dalam wawancara pada sebuah stasiun tv lokal, Johanpour menerangkan larangan berlaku mulai Kamis tengah malam hingga Minggu siang. Larangan hanya berlaku untuk kendaraan pribadi. Sementara, kendaraan umum tetap bisa melintas.

Johanpour juga tidak menutup kemungkinan kebijakan itu diperpanjang setelah Minggu dan diperluas ke kota-kota lain.

Pakzamir, seorang pensiunan di Kota Teheran, menilai alasan pemerintah tidak tepat. Sebab, pelemahan ekonomi dan kenaikan harga-harga memaksa warga menggunakan transportasi umum yang dapat menyebarkan wabah.

“Pemerintah menyalahkan masyarakat, tapi itu tidak benar,” ujar Pakzamir kepada AFP.

Senada, warga lain, Fariba Ghashemi menilai kenaikan kasus covid-19 di negaranya terjadi karena kurangnya perencanaan pemerintah dan tidak menjalankan pembatasan dengan benar.

Sejak awal September, kasus covid-19 di Iran meningkat pesat. Pada Rabu (14/10) lalu, kasus kematian karena virus corona mencapai 279 kasus. Selain itu, pemerintah setempat juga mengonfirmasi 4.830 kasus baru, angka harian tertinggi sejak Iran melaporkan kasus pertama pada Februari lalu.

Pada Sabtu (10/10) lalu, pemerintah Iran mulai memberikan sanksi bagi warganya yang melanggar protokol kesehatan.

Editor : Aron
Sumber: cnnindonesia