Wakil Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Stephen Biegun, mengibaratkan kebangkitan China sebagai “seekor gajah di dalam ruangan”, dalam lawatan ke India pada Senin (12/10) kemarin.

“Tentu saja, saat kami maju ke arah ini, ada seekor gajah di dalam ruangan: China,” kata Biegun, seperti dilansir AFP, Selasa (13/10).

Biegun mengatakan AS sedang menjajaki peningkatan hubungan diplomatik dengan India.

“India memiliki tradisi otonomi strategis yang kuat dan membanggakan, dan kami menghormati itu. Kami tidak berusaha mengubah tradisi India,” ujarnya.

“Sebaliknya, kami ingin mengeksplorasi bagaimana memberdayakan mereka dan kemampuan India untuk mempertahankan kedaulatan dan demokrasi sendiri dan untuk memajukan kepentingan India di seluruh kawasan Indo-Pasifik,” lanjut Biegun.

Dia menambahkan Washington telah meningkatkan penjualan perangkat militer ke luar negeri dan berbagi data intelijen dengan India.

“Tapi masih banyak yang bisa kami lakukan, termasuk memperkuat kemampuan India untuk mempertahankan diri dan dengan mempromosikan interoperabilitas di antara militer kami,” kata Biegun.

Tak lupa dalam pidatonya, Biegun juga menyinggung perihal perkumpulan Dialog Keamanan Empat Pihak (Quadrilateral Security Dialogue / QSD / Quad) dan mengatakan bahwa kemitraan antara negara anggota forum itu didorong oleh “kepentingan bersama, bukan kewajiban yang mengikat, dan tidak dimaksudkan sebagai pengelompokan eksklusif”.

Forum Quadrilateral Security Dialogue beranggotakan AS, Australia, Jepang dan India. Mereka kerap menggelar latihan perang bersama di sejumlah wilayah.

Perkumpulan itu bukan hanya fokus untuk kepentingan pertahanan, tetapi saat ini juga digunakan sebagai instrumen politik. Apalagi hubungan antara India dan China saat ini mengalami sejumlah masalah, terutama soal konflik di wilayah perbatasan.

Kunjungan Biegun ke India dilakukan setelah Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo mengadakan pertemuan dengan Menlu India, Jepang, dan Australia di Tokyo pada pekan lalu.

Para ahli memandang pembentukan Quad sebagai poros penyeimbang untuk menghadapi China yang saat ini sedang giat unjuk kekuatan militer di Laut China Selatan, Laut China Timur, Selat Taiwan, dan di sepanjang perbatasan utara dengan India.

Selain itu, Australia menuduh China mengirim sejumlah agen untuk berupaya mempengaruhi pengambilan keputusan pemerintah.

Kunjungan Biegun ke New Delhi juga dilakukan di tengah gejolak ketegangan militer antara China dan India baru-baru ini atas sengketa perbatasan pegunungan di wilayah Ladakh.

Selain itu, AS juga semakin sering mengkritik Beijing atas berbagai permasalahan termasuk virus corona, perang dagang, teknologi, polemik Hong Kong dan Taiwan, serta dugaan pelanggaran hak asasi manusia terhadap etnis minoritas di Xinjiang.

China telah membantah sejumlah tuduhan yang dilayangkan AS. Beberapa di antaranya, Beijing membantah tuduhan menutupi pandemi dan membantah tuduhan pelanggaran HAM di Hong Kong dan etnis minoritas Muslim di wilayah Xinjiang.

Pemerintah China justru menuduh negara-negara Barat ikut campur dalam urusan negeri mereka.

Editor : Aron
Sumber : cnnindonesia