Tenaga Ahli Utama KSP Ali Mochtar Ngabalin menilai seharusnya Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tak usah terbawa perasaan dalam menyikapi tudingan menjadi dalang demo terkait Omnibus Law.
Ngabalin menilai munculnya tudingan seperti itu wajar. Sebab, Partai Demokrat selama ini berada di luar pemerintah dan menolak pengesahaan Omnibus Law UU Cipta Kerja.
“Ya sebagai seorang tokoh, mantan pimpinan partai, mantan presiden 2 periode, profesor, doktor, jenderal pastilah. Apalagi dalam posisi parpol yang berseberangan dengan pemerintah, tidak mendukung. Wajar saja kalau masyarakat dan netizen memberikan penilaian,” kata Ngabalin kepada wartawan, Rabu (14/10).
Ngabalin menyebut, yang terpenting SBY tidak terpengaruh dengan berbagai tudingan menjadi dalang demo. Pun, Ngabalin menilai, munculnya tudingan-tudingan dari netizen atau masyarakat sebenarnya wajar saja.
“Ya normal saja dalam sistem demokrasi, biasa saja. Tidak usah (baper). Jangan terbawa perasaan,” jelasnya.
Ngabalin ke SBY soal Tudingan Dalangi Demo UU Ciptaker: Jangan Terbawa Perasaan (1)
Agus Harimurti Yudhoyono (kiri) dan Susilo Bambang Yudhoyono (kanan) di Kongres V Partai Demokrat di Jakarta. Foto: Dok. Istimewa
Lebih lanjut, Ngabalin tetap berharap SBY terus memberikan pesan-pesan membangun bagi masyarakat. Apalagi, SBY pernah menjadi presiden RI selama dua periode.
“Dan harus tetap memberikan semangat pencerahan kepada Indonesia. Nasihat beliau kan luar biasa,” ujarnya.
Sebelumnya, SBY menjawab tudingan yang dialamatkan kepadanya yaitu menjadi dalang aksi demo UU Cipta Kerja. Eks Ketum Demokrat ini membantah tudingan membiayai atau menunggangi aksi demo Omnibus Law tersebut.
Respons ini disampaikan SBY dalam sebuah diskusi isu terkini yang diunggah di akun YouTube resminya, Senin (12/10).
“Ya, enggak tahu saya, enggak tahu, apa barangkali nasib saya dibeginikan terus ya,” ujar SBY saat menjawab pertanyaan salah satu peserta diskusi.
Editor : Parna
Sumber : kumparan