Selama pandemi, Kemendikbud menerapkan sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ). Adanya penerapan PJJ ternyata membuat para guru harus berpikir kreatif terhadap kegiatan belajar mengajarnya.
Tak hanya kreativitas dan inovasi pembelajaran online dari guru, salah satu syarat utama agar belajar dari rumah bisa maksimal adalah adanya kerja sama orang tua serta kemandirian siswa dalam belajar.
Bagaimanapun sistem belajar online minim kontrol dan dampingan dari guru secara langsung. Karenanya, perlu dukungan orang tua untuk mengikuti sedikit arahan dan panduan dari guru, terutama dalam penggunaan aplikasi belajar online.
Dengan cara ini siswa diharapkan memiliki kesadaran untuk belajar secara mandiri. Kemandirian inilah yang juga menjadi fokus atau misi Pusat Penguatan Karakter (Puspeka) Kemendikbud agar para pelajar mempunyai karakter Pancasila, di antaranya mandiri dan kreatif.
Menariknya, untuk melihat kemandirian anak belajar di rumah, para guru punya cara unik untuk menjalankan tugas-tugasnya membimbing, memberi tugas, hingga melihat hasil belajar para siswanya. Atikah, misalnya. Guru sekolah dasar di Cibinong ini mengaku mengajak orang tua murid ikut andil dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).
Dalam pemberian tugas, Atikah mengaku mengandalkan aplikasi WhatsApp untuk berkomunikasi dengan para orang tua. Ia juga memanfaatkan aplikasi Instagram, untuk membuat poster berisikan tugas harian ke muridnya.
“Anak kelas 1 kan belum begitu mengerti atau paham menggunakan handphone, jadi kita juga ada grup sama orang tua. Setiap senin sampai jumat saya kirim poster tugas di status dan WhatsApp grup. Semua tugas dikasih sesuai mata pelajaran setiap harinya,” katanya saat dihubungi kumparan, Rabu (1/1).
Tak hanya itu, agar belajar di rumah tetap asik dan tidak membuat anak bosan selama PJJ, para guru juga mengajak orang tua murid untuk ikut berpartisipasi dalam tugas anaknya.
“Setiap minggu pasti ada tugas kreatif untuk murid. Waktu itu kita kasih tugas praktek bikin video cuci tangan dengan benar pakai lagu. Nah dari situ ada peran orang tua untuk membimbingnya. Ada juga tugas praktek hafalan doa-doa,” lanjutnya.
Cara Unik Guru Selama Belajar di Rumah, Minta Orang Tua Kirim Foto Hingga Video (1)
Ilustrasi belajar online. Foto: Shutterstock
Setiap tugas baik itu praktek dan mengerjakan soal, Atikah menjelaskan bahwa semua harus ada buktinya, yaitu dengan mengirimkan foto atau video. Selain untuk penilaian, foto dan video tersebut juga sebagai bukti guru dan sekolah sudah melakukan kegiatan belajar online.
Menurut Atikah, kegiatan belajar mengajar di rumah memiliki tantangan tersendiri. Selain harus menghadirkan materi atau tugas yang tidak membosankan, ia juga harus berkoordinasi dengan para orang tua murid. Meski begitu ia tidak menyangka, pemberian tugas daring ternyata meningkatkan antusias siswa dalam mengerjakan tugas.
Selain dukungan orang tua, kemandirian siswa juga membuat keberhasilan PJJ. Berbeda dengan siswa sekolah dasar yang masih membutuhkan kolaborasi antara guru dan siswa, pelajar SMP dan SMA justru lebih mandiri. Hikmal Akbar Ramadhan, salah satu murid SMA di Cibinong mengaku setiap hari ia harus memantau aplikasi Google Classroom, WhatsApp, dan Gmail. Semua tugas dan materi pembelajaran akan dikirimkan melalui aplikasi tersebut.
“Tergantung gurunya, ada yang kirim di Google Classroom, WhatsApp, atau Gmail,” kata Hikmal.
Tak hanya mendapatkan tugas dan materi lewat tiga aplikasi tersebut, setiap minggu ada beberapa kali pertemuan dengan guru dengan murid-murid lainnya melalui zoom untuk menjelaskan materi yang telah diberikan.
“Kita pakai seragam terus masuk ke aplikasi zoom buat dengerin guru jelasin materi. Di situ juga ada sesi tanya jawab, jadi meski online dan enggak bertatap muka langsung, tetap terasa belajar di kelas,” lanjutnya.
Lebih lanjut Hikmal menjelaskan, ia tidak pernah bosan meski harus belajar di rumah karena tugas yang diberikan juga cukup menarik dan membuat waktu di rumah tidak terasa. Apalagi jika diberikan tugas praktik.
“Walaupun di rumah, kita tetep di kasih tugas kelompok, kayak kemarin bikin tugas main alat musik, bagaimana kita menggabungkan video tersebut jadi satu, seru sih.” tutupnya.
Keberhasilan PJJ ini tentu berkat peran guru-guru sekolah dan orang tua. Dengan cara ini siswa diharapkan memiliki kesadaran untuk belajar secara mandiri dan kreatif. Kemandirian dan kreativitas inilah yang juga menjadi fokus atau misi Pusat Penguatan Karakter (Puspeka) Kemendikbud agar para pelajar mempunyai karakter pancasila; mandiri, bernalar kritis, kebhinekaan global, bergotong royong, dan kreatif.
Melalui Pusat Penguatan Karakter atau Puspeka, Kemendikbud juga melaksanakan berbagai aktivitas daring yang mendidik dan menyenangkan bagi para siswa. Selama pelaksanaan PJJ, Puspeka mengem­bang program dan aktivitas seru di berbagai media seperti televisi, radio dan sosial media agar yang bisa diikuti oleh seluruh siswa di Indonesia.
Editor : Aron
Sumber : kumparan