China masuk dalam daftar negara dengan penghasilan rendah-menengah yang memiliki utang luar negeri terbesar di dunia. Dari daftar 10 negara yang dirangkum oleh laporan International Debt Statistics (IDS) 2021 atau Statistik Utang Internasional yang dirilis oleh Bank Dunia, China menduduki posisi nomor 1 dengan utang luar negeri mencapai US$ 2,1 triliun atau sekitar Rp 31.159 triliun (kurs Rp 14.739) pada tahun 2019.

Dikutip dari IDS 2021, Selasa (13/10), nominal utang itu naik 8% dari posisi utang tahun 2018 yang sebesar US$ 1,9 triliun atau sekitar Rp 28.909 triliun.

Berbeda dengan Indonesia, utang luar negeri China tahun 2019 didominasi oleh pinjaman jangka pendek yakni sebesar US$ 1,2 triliun atau sekitar Rp 17.786 triliun. Sementara, utang jangka panjangnya hanyalah sebesar US% 899,185 miliar atau sekitar Rp 13.268 triliun.

Dari sisi debiturnya, utang luar negeri China paling besar berasal dari sektor publik dan juga perusahaan yang dijamin publik (public & publicly guaranteed sector) yakni mencapai US$ 318,06 miliar atau sekitar Rp 4.694,6 triliun. Debitur terbesar kedua adalah sektor publik atau lembaga/badan usaha yang dimiliki pemerintah yakni US$ 318,05 miliar atau sekitar Rp 4.694,5 triliun. Kemudian, debitur terbesar ketiga ialah pemerintah dengan utang luar negeri sebesar US$ 161,78 miliar atau sekitar Rp 2.387 triliun pada tahun 2019.

Jika diakumulasikan, total utang luar negeri 9 negara berpenghasilan rendah-menengah yang memiliki utang terbesar di dunia lainnya hanyalah sebesar US$ 3,6 triliun, berbeda sedikit dengan total utang yang dimiliki China sendiri. China menyumbang 26% dari total utang luar negeri seluruh negara berpenghasilan rendah-menengah.

Berikut daftar 10 Negara Pendapatan Rendah-Menengah dengan Utang Terbesar:
1. China US$ 2,1 triliun
2. Brasil US$ 569,39 miliar
3. India US$ 560,03 miliar
4. Rusia US$ 490,72 miliar
5. Meksiko US$ 469,72 miliar
6. Turki US$ 440,78 miliar
7. Indonesia US$ 402,08 miliar
8. Argentina US$ 279,30 miliar
9. Afrika Selatan US$ 188,10 miliar
10. Thailand US$ 180,23 miliar

 

 

 

Editor : Parna

Sumber : detiknews