Setiap tanggal 13 Oktober, beberapa perempuan di seluruh dunia merayakan peringatan Hari Tanpa Bra atau yang biasa disebut No Bra Day. Sesuai namanya, peringatan ini mengajak para perempuan untuk tidak mengenakan bra selama seharian penuh saat melakukan kegiatan.
Kabarnya, perayaan ini diadakan dengan maksud untuk meningkatkan kesadaran perempuan atas bahaya kanker payudara. Selain itu, gerakan global ini juga merupakan bagian dari peringatan bulan kesadaran kanker payudara atau breast cancer awareness yang tiap tahun diperingati pada bulan Oktober.
Meski memiliki tujuan yang positif, ternyata No Bra Day kerap menuai kontroversi. Bahkan sejak kemunculannya, banyak pro kontra yang menyelimuti inisiasi ini. Salah satunya adalah beredar foto-foto perempuan tanpa bra yang disalahgunakan menjadi konten porno di media sosial.
Selain itu, masih banyak fakta-fakta lain seputar No Bra Day atau Hari Tanpa Bra Sedunia. Berikut ini beberapa fakta menarik seputar No Bra Day yang telah kumparanWOMAN rangkum dari berbagai sumber.

1. Sejarah No Bra Day

Tidak diketahui pasti kapan dan bagaimana tradisi No Bra Day bermula. Namun, ada yang meyakini bahwa No Bra Day terinspirasi dari kampanye ahli bedah plastik yang berpraktik di Toronto, Kanada, bernama Dr. Mitchell Brown. Ia menginisiasi BRA (Breast Reconstruction Awareness) Day yang untuk meningkatkan kesadaran perempuan tentang screening kanker payudara, mengingatkan perempuan akan gejala kanker payudara, hingga mendorong perempuan untuk melakukan pemeriksaan dini secara teratur.

2. Jadi bentuk peringatan tentang kanker payudara

5 Fakta Seputar No Bra Day, Sehari Tanpa BH untuk Kampanye Kanker Payudara (1)
Cover Podcast: Kenali Kanker Payudara. Foto: Maulana Saputra/kumparan
Gerakan No Bra Day ternyata sengaja disuarakan pada bulan Oktober, karena bertepatan dengan bulan kesadaran kanker payudara. Sesuai dengan namanya, saat peringatan No Bra Day, perempuan diberi kesempatan untuk tidak mengenakan bra seharian penuh saat melakukan kegiatan. Fungsinya adalah untuk menunjukkan kepedulian terhadap penderita Kanker Payudara.
Selain itu menurut situs Awareness Day, No Bra Day juga menjadi salah satu cara untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya mengetahui cara melakukan pemeriksaan payudara sendiri, mampu mengenali gejala kanker payudara, dan mendorong perempuan untuk melakukan screening kanker payudara secara teratur.

3. Tak ada kaitan antara bra dengan kanker payudara

5 Fakta Seputar No Bra Day, Sehari Tanpa BH untuk Kampanye Kanker Payudara (2)
Ilustrasi Bra Foto: Shutterstock
Terlepas dari tujuan No Bra Day, ada banyak mitos beredar yang mengaitkan antara bra dengan kanker payudara. Salah satunya menyebut bahwa memakai bra berkawat atau terlalu ketat secara terus menerus bisa menimbulkan kanker payudara. Gagasan ini diperkuat dan dipopulerkan oleh antropolog medis asal AS, Sydney Singer dan Soma Grismaijer dalam bukunya berjudul Dressed to Kill.
Namun gagasan itu dibantah oleh penelitian dari Fred Hutchinson Cancer Center di Seattle, AS, pada 2014. Di mana para peneliti menemukan fakta bahwa tidak ada kaitan antara penggunaan bra dengan peningkatan risiko kanker payudara.

4. Picu kontroversi

Meski memiliki tujuan yang positif, ternyata gerakan No Bra Day juga sempat menuai kontroversi. Banyak kritik berdatangan dan menganggap bahwa gerakan ini mengeksploitasi tubuh perempuan dan menjadikannya sebagai objek seksualitas.
Kontroversi ini terjadi karena banyak perempuan yang mengunggah foto tanpa mengenakan bra ke media sosial. Foto-foto yang diunggah oleh para perempuan itu lalu tersebar dan dimanfaatkan oleh pihak tak bertanggung jawab, serta dijadikan sebagai konten negatif.
Selain itu, kepopuleran No Bra Day di media sosial juga menghadirkan kesan bahwa gerakan ini menyepelekan sebuah penyakit serius yang tengah dihadapi oleh jutaan perempuan di seluruh dunia.

5. Manfaat tidak memakai bra untuk kesehatan

5 Fakta Seputar No Bra Day, Sehari Tanpa BH untuk Kampanye Kanker Payudara (3)
Ilustrasi payudara. Foto: Shutterstock
Bagaimanapun juga, sesekali melepas bra ternyata baik untuk kesehatan. Hal ini bahkan dibuktikan lewat sebuah riset yang dilakukan IFL Science. Di mana riset tersebut dilakukan selama 15 tahun dan mempelajari 330 perempuan berusia 18 hingga 35 tahun.
Para peneliti kemudian meyakini bahwa perempuan muda yang biasa tidak menggunakan bra akan memiliki jaringan yang lebih kuat untuk menopang payudara. Mereka juga mengklaim bahwa penggunaan bra dalam jangka panjang bisa mengganggu sirkulasi darah dan akan memengaruhi warna kulit payudara.
Meski demikian, Jean-Denis Rouillon, peneliti ilmu kesehatan sekaligus pemimpin riset tersebut mengatakan bahwa perempuan yang dipelajari dalam riset ini tidak mewakili populasi secara keseluruhan. Dengan demikian, diperlukan riset lain untuk bisa memahami dampak negatif dan positif penggunaan bra.

 

Editor : Aron

Sumber : kumparan