Siapa tak kenal WhatsApp? Aplikasi penyedia layanan pesan itu kini digandrungi mayoritas pengguna ponsel pintar di seluruh dunia. Aplikasi berlogo hijau itu dikatakan telah digunakan oleh 2 miliar pengguna internet dari berbagai negara.
Fiturnya yang mudah dimengerti, dengan kapasitas yang ringan, membuat WhatsApp disukai para pengguna internet. Namun, meski ringan dan sederhana, WhatsApp nyatanya punya banyak fitur canggih yang sangat berguna. Tak perlu banyak bertanya, seseorang pasti dengan cepat memahami fitur-fitur WhatsApp.
Tahukah kamu otak di balik aplikasi terpopuler selain Youtube itu? Ya, ialah Jan Koum, seorang Ukraina berdarah Yahudi yang menyukai dunia pemrograman IT sejak usia muda.
Seperti ketiban durian runtuh, aplikasi ciptaannya itu mampu mendatangkan kekayaan yang begitu banyak kepada Jan Koum. Namun, tentu saja itu semua tak berjalan dengan mulus. Jan Koum bahkan harus melewati masa-masa paling sulit jauh sebelum dirinya sekaya sekarang.
Menjadi Gelandangan Karena Rasisme
Jan Koum lahir di Kiev Ukraina, 24 Februari 1976. Jangan bayangkan daerah asal Jan Koum adalah daerah yang punya fasilitas lengkap. Jangankan fasilitas, listrik dan air saja begitu sulit didapatkan.
Selain karena sisa-sisa perang dunia, Ukraina juga sedang mengandung konflik antar golongan yang sangat memprihatinkan. Gerakan anti-semitisme yang digalakkan oleh partai pemerintah saat itu cukup membuat warga Yahudi Ukraina mengalami kesulitan hidup.
Begitulah yang dirasakan Jan Koum kecil. Lahir dan tumbuh sebagai seorang Yahudi, jelas Jan Koum sekeluarga mesti mengalami juga menjadi korban gerakan anti-semitisme di Ukraina. Sebagai Yahudi, keluarga Jan Koum memilih untuk meninggalkan tempat itu demi mempertahankan keyakinan mereka.
Alhasil, Jan Koum sekeluarga, tanpa sang ayah, hijrah ke negeri Paman Sam. Niat ingin memohon perlindungan dan memperbaiki nasib, Jan Koum malah mengalami pengalaman hidup yang sama pahitnya.
Kala menginjak usia 16 tahun, Jan Koum mulai mencari makan dengan mengandalkan jatah makan subsidi dari pemerintah. Seringkali Jan Koum tak kebagian nasi sehingga terpaksa tidur di tempat terbuka tanpa alas dan atap.
Untuk menambal keuangan keluarga sepeninggalan sang ayah, ibunda Jan Koum mengambil profesi sebagai tukang sapu di sebuah toko. Meski honornya teramat kecil, tetapi bagi sang ibu, asal bisa membiayai keluarganya, itu tak apa.
Proses pahit itu harus dilalui Jan Koum hingga akhirnya ia mulai berani menjalankan usahanya sendiri. Mantan staf Yahoo! Itu benar-benar berhasil menciptakan aplikasi WhatsApp.
Berlatar belakang sebagai seorang programmer, bukan hal sulit bagi Jan Koum untuk menciptakan aplikasi sebagus itu. Saking lakunya, Forbes mencatat Jan Koum kini mengantongi kekayaan sebesar 10 miliar dolar AS atau setara Rp 146 triliun (kurs: Rp 14.600).
Editor : Parna
Sumber : kumparan