Demonstrasi menolak Omnibus Law UU Cipta Kerja yang terjadi berpotensi memunculkan klaster corona baru. Hal itu disampaikan Ketua Tim Mitigasi PB IDI, Dr M Adib Khumaidi, SpOT
“Berbagai seruan nyanyian maupun teriakan dari peserta demonstrasi tersebut tentu mengeluarkan droplet dan aerosol yang berpotensi menularkan virus terutama COVID-19,” kata Adib dalam keterangan tertulisnya, Jumat (9/10).
Adib menambahkan, yang paling riskan adalah banyaknya massa yang datang dari daerah berbeda ke titik aksi. Penularan bisa semakin ke mana-mana.
“Jika terinfeksi, mereka dapat menyebarkan virus saat kembali ke komunitasnya,” ujarnya.
IDI pun khawatir. Ia memperkirakan 1 sampai 2 minggu lagi lonjakan kasus corona tidak bisa terhindarkan.
“Dalam hal ini, kami menjelaskan kekhawatiran kami dari sisi medis dan berdasarkan sains. Hal yang membuat sebuah peristiwa terutama demonstrasi berisiko lebih tinggi daripada aktivitas yang lain. Bahkan, diperkirakan akan terjadi lonjakan masif yang akan terlihat dalam waktu 1-2 minggu mendatang,” jelas Adib.
Padahal saat ini kondisi pandemi corona belum terkendali. Tenaga kesehatan pun menurutnya sudah kelimpungan menangani pasien.
IDI: Demo Omnibus Law Bisa Picu Lonjakan Kasus Corona Seminggu Lagi (1)
Pengunjuk rasa yang menolak pengesahan Undang-Undang Cipta Kerja berhadapan dengan polisi saat demonstasi di Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Kamis (8/10). Foto: Aditya Pradana Putra/ANTARA FOTO
Bahkan, kata dia, selama pekan pertama Oktober saja sudah ada 5 dokter meninggal akibat virus ini.
“Sehingga total ada 132 dokter wafat akibat Covid. Para dokter yang wafat tersebut terdiri dari 68 dokter umum (4 guru besar), dan 62 dokter spesialis (5 guru besar), serta 2 residen,” ujarnya.
Keseluruhan dokter tersebut berasal dari 18 IDI Wilayah (provinsi) dan 61 IDI Cabang ( Kota/Kabupaten).
Salah satu yang membuat kasus terus meningkat adalah banyaknya orang tanpa gejala berkeliaran. Lebih parahnya lagi mereka tidak mematuhi protokol kesehatan, seperti memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan.
Di sisi lain, PSBB pun telah dilonggarkan di sejumlah wilayah. Klaster pun bermunculan.
“Termasuk, peristiwa demonstrasi yang terjadi beberapa hari belakangan ini,” ucapnya
Editor : Aron
Sumber : kumparan