Sebanyak 225 mahasiswa Institut Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur’an (TIQ) Jakarta Selatan positip COVIS-19. Kementerian Agama (Kemenag) mengingatkan pelaksanaan proses belajar secara daring.

“Iya sesuai edaran memang kegiatan pendidikan harus memperhatikan (protokol kesehatan) itu, itu mengapa kuliah di kampus S1 sekarang masih melaksanakan secara daring,” kata juru bicara Kementerian Agama (Kemenag), Oman Fathurrahman, kepada wartawan, Selasa (6/10/2020).

Oman mengatakan PTIQ berada di bawah Koordinator Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Swasta (Kopertais) sehingga Kemenag akan berkoordinasi untuk menanggulangi kasus ini.

“Jadi PTIQ itu kan di bawah Kopertais ya, karena perguruan tinggi swasta, jadi kita juga minta koordinasi Kopertais setempat, kalau di situ kan sebetulnya garisnya itu kan Rektor UIN Jakarta. Kita sudah koordinasi untuk merespons itu,” tuturnya.

Lebih lanjut, Oman mengatakan prioritas saat ini adalah melakukan isolasi bagi mahasiswa yang terinfeksi. Kemudian akan dilakukan perbaikan dan evaluasi.

“Kita ada tahap prioritas, yang paling penting adalah mereka yang positif sekarang itu harus tertangani dengan baik, kalau memang isolasi ya isolasi, nanti hal-hal yang kemarin kurang rapi dari segi komunikasi, koordinasi yang kita perbaiki,” kata Oman.

Sebelumnya, pengelola Wisma Atlet mengungkapkan total ada 225 mahasiswa PTIQ yang diisolasi. Mayoritas mahasiswa tersebut, termasuk kategori orang tanpa gejala (OTG) atau asimtomatik.

“Kesimpulannya jumlah pasien yang berasal dari Institut Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur’an atau PTIQ Cilandak, Jakarta Selatan, yang dikirim ke RSDC Wisma Atlet Kemayoran sejumlah 64 orang dan yang dikirim ke Wisma karantina Pademangan sejumlah 161 orang, jadi total seluruh sebanyak 225 orang,” kata Komandan Lapangan RSDC Wisma Atlet Letkol Laut M Arifin dalam keterangan tertulisnya, Senin (5/10).

Pihak Institut Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur’an (PTIQ) mengungkap soal dugaan awal mula penyebaran virus Corona (COVID-19) ke ratusan mahasiswa. Mayoritas mahasiswa diduga tertular Corona dari kantin.

Hal itu diungkapkan oleh pengasuh asrama PTIQ, Pangadilan Daulay, saat dihubungi, Senin (6/10). Daulay awalnya menjelaskan mengenai program khusus yang diikuti oleh mahasiswa yang terkena Corona tersebut.

“Iya program khusus jadi kita di sini tuh satu tahun pertama dan satu tahun kedua di asrama, untuk program tafsir Al-Qur’an. Semester III-VII online semua karena sesuai dengan ketentuan pemerintah tapi semester 1-2 ini karena menghafal Al-Qur’an susah, tidak efektif online-nya,” kata Daulay.

Editor : Aron
Sumber : detik