Khabib Nurmagomedov akan menghadapi Justin Gaethje yang unik pada UFC 254 lantaran tidak mau bergulat padahal memiliki dasar ilmu ground fight.

Gaethje sudah mengenal gulat sejak usia empat tahun. Bakat dalam bergelut kian terasah di sekolah menengah. Tak sembarangan, Gaethje pun menjadi juara di level negara bagian.

Memasuki perguruan tinggi, Gaethje masih aktif sebagai pegulat. Di level antar kampus, Gaethje memiliki rekor 17 kali menang dan delapan kali kalah. Petarung yang memiliki darah Amerika Serikat dan Meksiko itu bahkan masuk dalam daftar hall of fame Universitas Northern Colorado Athletics lantaran prestasi di dunia gulat.

Ketika masih aktif tampil di ajang gulat, Gaethje tercatat pernah bertemu dengan atlet mixed martial arts seperti Georges St-Pierre.

Memiliki modal sebagai pegulat, Gaethje justru lebih terkenal sebagai petarung profesional dengan pukulan dan tendangan mematikan.

Setelah kekalahan dari Dustin Poirier pada 2018, Gaethje mengungkapkan keengganan menggunakan jurus gulat karena menyita stamina.Dari 22 kemenangan di ajang MMA, 19 di antaranya berasal dari KO dan hanya satu yang merupakan kemenangan karena kuncian. Sementara dua sisanya merupakan kemenangan angka.

Selain itu petarung berjuluk The Highlight itu juga menilai stand fight lebih membuat orang tertarik menyaksikan pertarungannya.

Melawan Khabib, Gaethje pun menegaskan tidak akan terpancing bergulat. Meski mengetahui sang juara bertahan merupakan ahli sambo, Gaethje memilih menggunakan strategi yang kerap mengantarkannya pada kemenangan.

“Saya tidak akan masuk dan bergulat dengan Khabib. Saya pikir saya tidak bisa mengalahkannya dalam pertarungan gulat karena saya tidak fokus ke gulat seperti itu untuk memenangkan pertarungan.”

“Bagian besar dalam gulat adalah tidak membiarkan orang lain menjatuhkan dan memegang Anda. Itulah fokus utama saya ketika bergulat,” kata Gaethje dikutip dari MMA Fighting.

 

 

 

Editor : Parna

Sumber : cnnindonesia