Banyak negara yang kini terus mengupayakan penyediaan Vaksinasi Corona. Termasuk Indonesia yang mengembangkan sejumlah vaksin, mulai dari vaksin dari China, Sinovac dan Sinopharm, hingga vaksin buatan dalam negeri, Merah Putih.
Jika uji klinis vaksin corona berhasil, Presiden Jokowi menargetkan vaksinasi bisa dimulai Desember 2020 atau Januari 2021.
Berikut kumparan merangkum sejumlah hal yang perlu diketahui masyarakat sejauh ini terkait rencana vaksinasi corona:

Perencanaan Vaksinasi Corona Menurut Kemenkes

Yang Harus Diketahui soal Rencana Vaksinasi Corona (1)
Seorang pria bekerja di fasilitas pengemasan pembuat vaksin Sinovac Biotech. Foto: Thomas Peter/REUTERS
Kemenkes telah menyelesaikan roadmap perencanaan vaksinasi virus corona. Namun, ini masih akan dibahas dengan menteri-menteri terkait. Perencanaan ini berdasarkan data kebutuhan, akses yang didapat, hingga kesiapan vaksin.
Target yang ingin dicapai Kemenkes adalah 160 juta-170 juta orang disuntik vaksin corona dari Januari-Maret 2020. Hal ini sesuai standar WHO.
Berikut rentang waktu perencanaannya:
  • Desember 2020: vaksin Sinopharm  mulai tiba di Tanah Air, dengan tahap awal ada 10 juta bulk vaksin siap pakai. Sementara, vaksin Sinovac masih dalam tahap pengadaan, sehingga belum ada rencana penyuntikan.
  • Januari 2021: Vaksinasi baru dimulai, yang pertama adalah vaksin Sinopharm yang juga dikembangkan oleh perusahan G42 UEA. Vaksin ini rencananya disuntikkan ke 4,5 juta orang. Sementara vaksin Sinovac baru tiba sebanyak 5,7 juta dosis, namun belum ada penyuntikan dan masih proses distribusi.
  • Februari 2021: vaksin Sinopharm dan Sinovac akan disuntikkan ke masyarakat. Pembagiannya 4,5 juta orang disuntik vaksin Sinopharm, sementara 2,5 juta lebih orang akan diberi vaksin Sinovac. Jadi total orang yang divaksin pada Februari lebih dari 7 juta orang.
  • Maret 2021: vaksin Sinopharm diproyeksikan hanya disuntikkan hingga Maret. Sebab, Indonesia baru mendapat akses 60 juta dosis. Sementara total masyarakat yang mendapat vaksin Sinovac dan Sinopharm pADA Maret sebanyak 10.597.500 orang.
  • Juni 2021: vaksinasi hanya menggunakan vaksin Sinovac hasil kerja sama dengan Bio Farma.
  • Juli 2021: vaksin Genexine –kerja sama Korsel dan Kimia Farma — mulai datang. Namun, vaksin baru akan diberikan ke masyarakat pada Agustus dengan jumlah orang yang mendapatkan sebanyak 2.421.000 orang.

Penerima Vaksin Corona

Yang Harus Diketahui soal Rencana Vaksinasi Corona (2)
Ilustrasi vaksin. Foto: RDIF/Handout via REUTERS
Pemerintah rencananya akan memberikan vaksin virus corona pada enam kelompok prioritas masyarakat dengan jumlah 102.451.500 orang. Enam kelompok itu adalah:
  • Dokter, perawat, dan petugas medis lainnya yang menangani pandemi virus corona. Total orang yang divaksinasi di kelompok ini sebanyak 1.317.656 orang.
  • Mereka yang memiliki kontak erat dengan pasien COVID-19, dengan target vaksinasi 50.000 orang.
  • Orang yang bertugas di bidang pelayanan publik dengan sasaran vaksinasi 715.766 orang.
  • Masyarakat umum dengan target 92.286.877 orang.
  • Tenaga pendidik dengan target vaksinasi 4.361.197 orang
  • Aparatur negara, pemerintah dan anggota legislatif, sebanyak 3.720.004 orang divaksinasi.
Sementara di luar itu, 57.548.500 pekerja dan pelaku ekonomi lainnya juga akan divaksin untuk memenuhi persyaratan herd immunity.
Kelompok prioritas di Pulau Jawa juga akan diberi vaksin Sinovac. Pulau Jawa merupakan rumah bagi 60 persen penduduk Indonesia. Sementara vaksin Sinopharm akan diberikan kepada kelompok prioritas di luar Pulau Jawa, yang ditinggali 40 persen penduduk Indonesia.

Bio Farma Butuh 320 Juta Dosis Vaksin Corona untuk Ciptakan Herd Immunity

Yang Harus Diketahui soal Rencana Vaksinasi Corona (3)
Melihat proses produksi vaksin corona di Gedung 43 Bio Farma Bandung, Jawa Barat. Foto: Rachmadi Rasyad/kumparan
Dirut Bio Farma Honesti Basyir mengungkapkan untuk memenuhi vaksinasi terhadap 160 juta-170 juta demi herd immunity, maka Bio Farma membutuhkan 320 juta dosis vaksin Sinovac.
“Kita perlu 320 juta dosis tahun depan sehingga kami harus bekerja sama dengan beberapa perusahaan vaksin,” kata Honesti dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi VI, Jakarta, Senin (5/10).
Banyaknya dosis yang diperlukan ini membuat Bio Farma harus bekerja sama dengan sejumlah perusahaan lain. Bio Farma memperkirakan dibutuhkan 1 juta dosis per hari. Selain itu, masalah penyimpanan dan distribusi vaksin juga harus diperhatikan.
“Vaksin ini enggak sederhana. Seperti contoh vaksin yang akan kami kembangkan harus dalam keadaan storage 2-8 derajat celsius,” pungkasnya.

Estimasi Harga Vaksin Sinovac

Yang Harus Diketahui soal Rencana Vaksinasi Corona (4)
Ilustrasi vaksin corona dari Sinovac. Foto: Thomas Peter/REUTERS
Sampai saat ini, belum ada kepastian mengenai harga pasti vaksin Sinovac untuk satu dosis. Namun, Dirut Bio Farma Honesti Basyir berharap biaya per dosis vaksin dapat ditekan hingga Rp 200 ribu per dosis. Keputusan soal harga ini, kata Honesti, juga masih harus memantau perkembangan di lapangan.
“Nilai uangnya karena belum semua yang produksi vaksin belum menyebutkan biaya vaksin, jadi hanya biaya estimasi. Kami harap (harga) Sinovac bisa ditekan maksimum Rp 200 ribu untuk satu dosis. Ini kita masih lihat kondisi terakhir,” kata Honesti.
Vaksin Sinovac menggunakan metode inactivated virus atau virus yang dinonaktifkan. Jadi, setiap penerimanya harus disuntik dua kali dalam jangka waktu 14 hari.

Komersialisasi Vaksin Merah Putih pada 2022

Yang Harus Diketahui soal Rencana Vaksinasi Corona (5)
Ilustrasi vaksin. Foto: Shutterstock
Sementara terkait komersialisasi vaksin buatan dalam negeri, Merah Putih, baru akan dilakukan Bio Farma pada 2022. Vaksin ini dikembangkan Eijkman, LIPI, dan sejumlah perguruan tinggi.
“Dari timeline, kita harap sementara Kuartal 4 (tahun) 2022 (Oktober-Desember), Vaksin Merah Putih bisa komersialisasi dan akan upaya dengan Eijkman bagaimana untuk mempercepat ini,” sambung Honesti,” ujar Direktur Utama Bio Farma, Honesti Basyir.
Bio Farma juga mencoba mempercepat pembuatan vaksin dengan menggunakan teknologi baru untuk jangka panjangnya. Namun, menurut Honesti, dananya cukup banyak.
“Biasanya vaksin bikin bisa 10-15 tahun, tapi pandemi ini bisa sampai 2 tahun. Untuk pengembangan teknologi, kita butuh dana Rp 1 triliun,” tuturnya.

Hal yang Buat Vaksin Jadi Tak Efektif

Yang Harus Diketahui soal Rencana Vaksinasi Corona (6)
Botol kecil yang nantinya bakal digunakan untuk wadah vaksin corona. Foto: Rachmadi Rasyad/kumparan
Meski pengembangan dan penyediaan vaksin corona terus diupayakan pemerintah, namun ada sejumlah hal yang perlu diperhatikan. Dirut Bio Farma Honesti Basyir mewanti-wanti hal yang bisa membuat pengembangan vaksin tidak efektif.
  • Distribusi dan monitoring
Distribusi ke masyarakat harus sesuai protokol dan standar WHO. Untuk mendukung upaya distribusi dan monitoring, Bio Farma membuat platform digital yang rencananya selesai sekitar Desember 2020.
“Vaksinasi yang akan dilakukan sangat masif dengan 1 juta dosis per hari. Kalau enggak memenuhi distribusi yang bagus, monitoring yang bagus, kami takut ini enggak berjalan efektif,” kata Honesti.
  • Fasilitas rantai dingin (cold chain system).
Hal ini berkaitan dengan proses penyimpanan dan distribusi vaksin corona yang memperhatikan kondisi suhu.
“Untuk vaksin ini enggak sederhana. Seperti contoh vaksin yang akan kami kembangkan harus dalam keadaan storage 2-8 derajat celsius. Karena kalau di luar suhu itu bisa dikatakan vaksin ini enggak efektif,” tutur dia.

Simulasi Vaksinasi Corona

Yang Harus Diketahui soal Rencana Vaksinasi Corona (7)
Simulasi Vaksinasi Corona di Puskesmas Abiansemal I Badung. Foto: Dok. Istimewa
Kemenkes mulai menggelar simulasi atau uji coba vaksinasi corona. Seperti di Puskesmas Abiansemal I, Badung, Bali, Senin (5/10). Simulasi ini meliputi sejumlah alur, yakni:
  • Warga yang baru tiba di puskesmas wajib mencuci tangan di tempat yang telah disediakan.
  • Lalu suhu tubuh diukur.
  • Warga mengambil nomor antrean dan menuju loket pendaftaran. Di loket pendaftaran warga akan diminta mengisi formulir identitas dan riwayat kesehatan.
  • Petugas akan mendata penyakit komorbid. Jika warga memiliki penyakit komorbid, maka akan diperiksa lebih lanjut. Jika tidak akan dicek tekanan darahnya.
  • Warga diarahkan ke ruang ruang vaksinasi. Di ruangan ini petugas akan memberikan informasi mengenai vaksin, dosis, dan lama waktu vaksinasi.
  • Selanjutnya dicek kesehatannya. Jika mengalami keluhan akan dirujuk ke rumah sakit, jika tidak diizinkan pulang.
Sekretaris Direktorat Jenderal P2P Kemenkes, Muhammad Budi Hidayat, mengatakan, simulasi ini dilaksanakan agar nantinya puskesmas siap memberikan pelayanan saat vaksin corona telah tersedia.
“Kita mengantisipasi jika sudah selesai semua dan kita siap. Kita ingin memberitahukan bahwa Indonesia siap kalau sudah ada vaksin kita akan vaksinasi secara massal,” kata dia.
Editor : Aron
Sumber : kumparan