Jakarta Perusahaan rintisan Belanda bernama Loop menciptakan peti mati yang dapat terurai secara alami. Peti tersebut terbuat dari jamur Miselium sehingga diklaim dapat mengubah tubuh manusia yang membusuk menjadi nutrisi utama bagi tanaman.

Miselium diklaim sebagai pendaur ulang alam. Tidak hanya menetralkan racun dan menyediakan makanan segar untuk semua yang tumbuh di atas tanah, serat Miselium dapat digunakan untuk membuat apa saja mulai dari makanan, pakaian, kemasan, hingga peti mati.

Melansir The Guardian, biodesigner Universitas Teknik Delft Hendrikx mengatakan  proses di mana tubuh manusia dalam peti mati tradisional menjadi kompos seringkali memakan waktu satu dekade atau lebih. Hal itu akibat pengaruh kayu dan logam pada peti mati, serta pakaian sintetis yang diketahui sulit hancur.

Sedangkan peti mati miselium akan diserap kembali ke dalam tanah dalam waktu satu bulan atau enam minggu. Selain itu, secara aktif berkontribusi pada dekomposisi penuh tubuh yang dikandungnya dan memperkaya kualitas tanah di sekitarnya dalam jangka waktu dua hingga tiga tahun.

Bekerja sama dengan dua koperasi pemakaman di Den Haag, startup tersebut telah menghasilkan 10 peti mati dengan biaya masing-masing sekitar €1.250 atau Rp21,8 juta. Namun, harga itu bisa menurun secara signifikans jika produksi meningkat.

Melansir laman resmi Universitas Delf, Miselium biasanya tumbuh di bawah tanah dalam struktur akar kompleks pohon, tumbuhan, dan jamur. Miselium adalah organisme hidup yang dapat menetralkan semua jenis zat beracun dan memberi nutrisi pada semua yang tumbuh di atas tanah.

Tes yang dilakukan oleh Ecovative di Amerika telah menunjukkan bahwa peti mati Miselium dapat diserap oleh alam dalam waktu 30 hingga 45 hari.

Sedangkan untuk mengukur dampak positif terhadap kualitas tanah, Loop akan bekerja sama dengan para peneliti dari Naturalis untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang peningkatan keanekaragaman hayati yang dapat dicapai dengan bentuk penguburan itu.

Editor : Aron
Sumber : cnnindonesia