Bank Citigroup Inc berencana menghabiskan lebih dari US$ 1 miliar atau setara Rp 14,7 triliun (kurs Rp 14.700/US$). Tujuannya untuk membantu menutup kesenjangan kekayaan rasial di Amerika Serikat (AS).

Langkah itu akan menjadi bagian dari program baru Bank untuk ekuitas rasial, yang dikembangkan setelah kematian George Floyd awal tahun ini. Dari total dana US$ 1,15 miliar, Citi akan membelanjakan US$ 550 juta untuk membantu lebih banyak orang membeli rumah dan mempromosikan perumahan terjangkau yang dibangun oleh pengembang minoritas. Sedangkan sekitar US$ 350 juta akan didedikasikan untuk pengadaan bisnis milik orang berkulit hitam.

Dengan begini, diharapkan dapat memajukan kesetaraan rasial AS dan mobilitas ekonomi dengan memberikan akses kepada komunitas orang berkulit hitam ke perbankan dan kredit, meningkatkan investasi dalam bisnis milik orang berkulit hitam, meningkatkan kepemilikan rumah di antara orang kulit hitam Amerika dan mempromosikan praktik anti-rasis dalam layanan keuangan.

CEO Citigroup (C) Michael Corbat mengatakan bahwa menghadapi rasisme dan menutup kesenjangan kekayaan ras sangat penting untuk menciptakan masyarakat yang adil dan inklusif.

“Ini adalah momen untuk berdiri dan diperhitungkan, dan Citi berkomitmen untuk memimpin dan berinvestasi dalam komunitas kulit berwarna hitam untuk membangun kekayaan dan masa depan keuangan yang kuat,” kata Corbat dikutip CNN, Kamis (24/9).

Citi juga berencana membelanjakan US$ 100 juta untuk meningkatkan pendapatan yang dihasilkan Lembaga Penyimpanan Minoritas bank yang dimiliki atau dioperasikan oleh orang berkulit hitam yang memiliki rekam jejak lebih baik dalam menyetujui pinjaman untuk wirausahawan minoritas daripada pemberi pinjaman komersial arus utama.

Hibah tambahan US$ 100 juta akan diberikan kepada agen perubahan komunitas lokal yang bekerja untuk mengatasi ketidaksetaraan rasial di seluruh negeri. Kemudian US$ 50 juta lainnya akan diberikan untuk modal investasi bagi pengusaha berkulit hitam.

Sejarah diskriminasi perumahan, pekerjaan dan keuangan negara telah menyebabkan meningkatnya kesenjangan ekonomi di antara non-kulit putih, terutama orang kulit hitam Amerika. Menurut survei keuangan konsumen Federal Reserve 2016, kekayaan bersih rata-rata rumah tangga kulit putih di AS saat ini sekitar 10 kali lipat kekayaan bersih rumah tangga kulit hitam.

Lebih dari 20% orang kulit hitam Amerika hidup di bawah garis kemiskinan, bersama dengan 8% orang kulit putih Amerika. Hampir 10% orang kulit hitam Amerika tidak memiliki asuransi kesehatan dibandingkan hanya 5,4% orang kulit putih Amerika. Ditambah adanya pandemi virus Corona yang diperkirakan akan memperburuk ketimpangan ekonomi tersebut.

Peneliti Citi menilai kegagalan untuk mengatasi ketidaksetaraan rasial telah merugikan AS US$ 16 triliun dalam PDB yang hilang selama 20 tahun terakhir. Jika disparitas itu ditutup hari ini, analisis perusahaan mengatakan Amerika akan menambahkan US$ 5 triliun ke PDB-nya selama lima tahun ke depan.

 

 

Editor : Parna

Sumber : detiknews