Kasus akumulasi COVID-19 telah menembus angka 30 juta di seluruh dunia berdasarkan laporan Worldometers. Sejumlah negara di seluruh dunia berupaya mengembangkan dan memproduksi vaksin yang efektif dan aman untuk menghentikan pandemi virus tersebut.

Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) per 17 September 2020 menyebut ada sekitar 36 kandidat vaksin Corona dari beberapa negara yang telah masuk tahap uji coba pada manusia. Dari jumlah tersebut 9 kandidat telah masuk dalam uji klinis fase 3. Di luar 36 kandidat yang telah masuk uji klinis, ada 146 kandidat yang masih dalam tahap uji pre-klinis.

Berikut perkembangan kandidat vaksin corona Sinovac, Astrazeneca, Sputnik, Merah Putih yang di sejumlah negara:

1. Sinovac

Pembuat vaksin asal China, Sinovac Biotech, berencana memulai uji coba klinis vaksin virus Corona eksperimental terhadap anak-anak dan remaja pada akhir bulan ini.Pembuat vaksin asal China, Sinovac Biotech, berencana memulai uji coba klinis vaksin virus Corona eksperimental terhadap anak-anak dan remaja pada akhir bulan ini. Foto: Getty Images/Lintao Zhang

Vaksin Corona Sinovac adalah salah satu kandidat vaksin COVID-19 yang dianggap potensial. Terlebih disebutkan bahwa dalam uji coba gabungan fase 1 dan fase 2, tidak ditemukan efek samping yang berarti.

Apalagi pembuat vaksinnya, Sinovac Biotech, berencana memulai uji coba klinis vaksin virus Corona (COVID-19) eksperimental terhadap anak-anak dan remaja pada akhir bulan ini. Hal ini memperluas pengujian untuk vaksin eksperimental yang sudah mencapai tahap akhir untuk uji coba terhadap orang dewasa.

Menurut catatan registrasi pada Rabu (16/9) waktu setempat, uji coba terhadap anak-anak dan remaja ini akan dimulai pada 28 September mendatang di Provinsi Hebei, China bagian utara. Juru bicara Sinovac menegaskan bahwa uji coba ini telah disetujui oleh regulator China.

Total 552 partisipan sehat yang berusia antara 3- 17 tahun akan disuntikkan dua dosis CoronaVac, vaksin Corona buatan Sinovac, atau plasebo dalam uji coba gabungan fase 1 dan fase 2. Vaksin Sinovac sekitar 5-10 dolar AS atau sekitar Rp 72.500-Rp 145.000.

Selain di China, uji klinis vaksin ini dilakukan di sejumlah negara termasuk di Indonesia dengan bekerja sama dengan Bio Farma.

2. AstraZeneca

Organisasi kesehatan dunia WHO menyebut kandidat vaksin AstraZeneca paling menjanjikan. Uji klinis vaksin COVID-19 yang dikembangkan AstraZeneca ini dilakukan bersama Universitas Oxford. Harga vaksin ini 4 dolar AS per dosis atau sekitar Rp 60 ribu. Uji klinis vaksin ini sempat dihentikan karena salah seorang relawan mengalami transverse myelitis atau peradangan pada sumsum tulang belakang.

Namun Oxford University pada Rabu, 16 September 2020 menyatakan penyakit yang muncul itu dianggap tidak berhubungan dengan pemberian vaksin. Sejumlah ilmuwan meminta transparansi kondisi relawan yang jatuh sakit tersebut. Inggris melanjutkan uji klinis pada Sabtu pekan lalu. Namun seperti dilansir CNN pada 17 September 2020, uji coba di AS sampai pekan ini masih dihentikan.

3. Sputnik V

Sputnik V diproduksi Pusat Penelitian Gamaleya Kementerian Kesehatan Rusia. Rusia merupakan negara pertama di dunia yang secara resmi mendaftarkan vaksin virus Corona. Kementerian Kesehatan Rusia telah menyetujui vaksin yang diberi nama ‘Sputnik V’ ini untuk bisa digunakan secara umum.

Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan vaksin tersebut terbukti memberikan kekebalan yang cukup baik terhadap virus Corona. Salah satu putri Putin juga disebut telah menerima dua dosis vaksin. Ada efek samping ringan seperti demam yang dialami putri Putin, namun kondisinya baik. Tidak jelas apakah putrinya merupakan relawan uji klinis atau bukan.

Kantor berita TASS Rusia pada 12 September lalu mengabarkan kelompok pertama vaksin tersebut telah dikirimkan ke sejumlah kawasan di Rusia yang dinilai memiliki banyak penduduk berisiko tinggi.

4. Merah Putih

Indonesia ikut mengembangkan vaksin Corona yang dinamakan vaksin Merah Putih. Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro, mengatakan, vaksin Corona Merah Putih yang dikembangkan ini ditargetkan memasuki uji coba pada hewan akhir 2020.

Institusi yang ikut mengembangkan vaksin Corona Merah Putih yakni Lembaga Biologi Molekular Eijkman, Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Airlangga (UNAIR), dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

Bambang Brodjonegoro pada Rabu (9/9/2020) mengungkapkan tugas Lembaga Biologi Molekular Eijkman untuk mengembangkan bibit vaksin telah mencapai 50 persen. Diperkirakan pada Januari, Eijkman bisa menyerahkan bibit vaksin tersebut kepada PT Bio Farma untuk kemudian dilakukan formulasi dalam rangka uji klinis, baik tahap I, II, dan III.

“Setelah uji klinis selesai dan BPOM menyatakan bahwa vaksin ini aman untuk digunakan dan cocok untuk menjaga daya tahan tubuh terhadap COVID-19, maka produksi dalam jumlah massal oleh PT Bio Farma,” ujar Bambang. Diperkirakan, triwulan IV 2021 vaksin merah putih bakal diproduksi besar-besaran.

 

 

Editor : Parna

Sumber : detikhealth