Jakarta – Pandemi corons masih menjangkiti seluruh negara, termasuk Indonesia. Sudah ada 225 ribu kasus positif di Indonesia.
Berikut rangkum sejumlah informasi terbaru yang disampaikan oleh Juru bicara Satgas COVID-19, Prof Wiku Adisasmito pada Selasa (15/9).
Tingkat Kematian Corona di RI 4%, di Atas Rata-rata Dunia 3,16%
Satgas mencatat tingkat kematian akibat corona yang terus meningkat. Bahkan angkanya melebihi rata-rata angka kematian di dunia.
“Jumlah kasus meninggal akumulasi 8.965 atau 4 persen, dan angka 4 persen ini masih di atas rata-rata kasus meninggal dunia 3,16 persen,” kata Prof Wiku dalam jumpa pers, Selasa (15/9).
Fakta tersebut menunjukkan bahwa Indonesia masih harus bekerja keras. Tenaga kesehatan, pemerintah, dan masyarakat masih harus melawan corona sesuai tugas masing-masing.
“Ini adalah pekerjaan kita bersama agar bisa menurunkan angka kematian lebih rendah dari angka dunia,” ucap Wiku.
Situasi Corona di RI: Angka Kematian Naik-Masker Scuba Tak Disarankan (1)
Prof Wiku Adisasmito. Foto: BNPB
5 Provinsi Catatkan Angka Kematian Corona Tertinggi: Jatim hingga NTB
“Kalau dilihat persentase kematian tertinggi, ini cara lain kita melihatnya, pertama, Jatim punya persentase kematian 7,25 persen. Perlu kami sampaikan sebagai pembanding, Indonesia rata-rata persentase kematian 4,1 persen dan dunia 3,16 persen,” kata Wiku.
“Kedua, Jateng, dengan persentase kematian 6,45 persen, Bengkulu 6,44 persen, Sumsel 5,94 persen, NTB 5,89 persen,” sambungnya.
Satgas meminta pemda bergerak lebih masif lagi. Setidaknya menekan angka kematian pasien positif, khususnya di lima provinsi tersebut.
Rasio Kematian Corona Mingguan di Sumbar Naik 150%, Bali 72%
Sumatera Barat dan Bali menjadi provinsi dengan kenaikan kasus kematian akibat COVID-19 tertinggi di Indonesia dalam sepekan terakhir. Sumatera Barat naik 150% (dari 4 jadi 10 orang), sedangkan Bali naik 72,5% (dari 40 menjadi 69 orang).
Secara keseluruhan, tingkat kematian tertinggi di Indonesia dipegang oleh Jawa Timur di angka 7,25 persen. Kedua adalah Jawa Tengah dengan 6,45 persen dan disusul Bengkulu 6,44 persen.
Tertinggi keempat adalah Sumatera Selatan dengan 5,94 persen, dan Nusa Tenggara Barat sebesar 5,89 persen.
“Perlu jadi perhatian dari provinsi yang kami sebut, agar betul-betul dapat menekan angka kematiannya sehingga bisa paling tidak sama dengan angka nasional, atau lebih rendah lagi. Karena beberapa daerah di Indonesia bisa menekan angka kematian di bawah angka rata-rata nasional,” tutur Wiku.
Beda PSBB dan PSBM yang Diterapkan di Bodebek
Masyarakat dibingungkan dengan munculnya istilah baru pada dalam penanganan corona, salah satunya PSBB dan PSBM. Secara konsep, menurut Wiku, jelas tak ada perbedaan antara PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) dan PSBM (Pembatasan Sosial Berskala Mikro).
Aturan PSBM di Bodebek (Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Kota Depok, Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi) disiapkan untuk mendeteksi kasus corona pada lingkup yang lebih kecil, dari pada kabupaten/kota.
“Dalam hal PSBM maksudnya, apabila ada klaster atau sekumpulan kasus yang teridentifikasi pada wilayah-wilayah yang lebih kecil dari pada kabupaten/kota,” ujar Wiku.
Situasi Corona di RI: Angka Kematian Naik-Masker Scuba Tak Disarankan (2)
Sejumlah calon penumpang KRL Commuter Line memasuki gerbang tiket elektronik di Stasiun Bogor, Jawa Barat, Senin (14/9/2020). Foto: ARIF FIRMANSYAH/ANTARA FOTO
“Misalnya, di sebuah kecamatan atau kelurahan, atau bahkan RW (rukun warga) tertentu maka bisa dilakukan pengendalian langsung pad daerah itu sehingga tak terjadi mobilitas penduduk ke daerah lain dan penanganan bisa fokus pada komunitas tersebut,” lanjut Wiku.
Daerah Perlu Bersinergi Tangani Corona, seperti Jakarta dan Bodetabek
Wiku meminta adanya sinergi antardaerah dalam menangani corona. Dalam hal ini, Wiku meminta Jakarta dan Bodebek dapat menjadi daerah percontohan dalam membangun koordinasi yang baik.
“Perlunya sinergitas antardaerah terutama yang bersebelahan, dalam hal ini contoh adalah daerah-daerah penyangga di seputar DKI Jakarta, yaitu Bodetabek,” ujar Wiku dalam konferensi pers secara virtual, Selasa (15/9).
“Karena daerah-daerah ini aktivitas masyarakatnya saling memiliki mobilitas tinggi dengan DKI Jakarta, maka dari itu agar pemda betul-betul dapat menekan kasusnya, menekan mobilitas penduduk agar potensi penularan dapat dicegah,” beber Wiku.
Situasi Corona di RI: Angka Kematian Naik-Masker Scuba Tak Disarankan (3)
Ilustrasi virus corona. Foto: Maulana Saputra/kumparan
Kasus Corona Mingguan di RI Naik 10.4%, Tertinggi Aceh dan Jateng
Selain mencatatkan peningkatan kasus kematian, Satgas mencatat adanya penambahan kasus positif mingguan yang signifikan.
Terdapat 5 provinsi yang mencatatkan kenaikan kasus positif tertinggi. Provinsi Aceh menempati posisi teratas.
“Dan 5 kenaikan kasus tertinggi terjadi di Aceh, naik 69,3 persen, atau dari 423 jadi 716. Disusul Jateng naik 52,7 persen dari 1.566 menjadi 2.391. Sedangkan ketiga Riau sebesar 41,4 persen naiknya dari 846 menjadi 1.196,” kata Wiku
“Keempat adalah Jabar, naik 19,5 persen dari 1.585 menjadi 1.894. Kelima DKI Jakarta naik 5,2 persen dari 7.294 menjadi 7.674,” lanjut dia.
34 Daerah Geser dari Zona Merah ke Oranye: Jakpus, Kota Semarang, Kota Bekasi
Terdapat 34 kabupaten dan kota di Indonesia yang mengalami penurunan tingkat risiko penularan corona, dari zona merah (berisiko tinggi) jadi zona oranye (berisiko sedang). Penurunan tingkat risiko itu diperoleh berdasarkan data per 13 September 2020.
Daerah itu, yakni Aceh (Aceh Barat, Kota Banda Aceh); Sumatera Utara (Kota Binjai, Kota Gunungsitoli); Sumatera Barat (Agam, Kota Padang, Kota Padang Panjang, Kota Bukittinggi); Riau (Pelalawan, Kuantan Singingi, Kota Dumai); Sumatera Selatan (Lahat, Kota Lubuklinggau); Kepulauan Riau (Kota Tanjungpinang); DKI Jakarta (Jakarta Pusat); Jawa Barat (Kota Bekasi); Jawa Tengah (Kota Semarang); dan Jawa Timur (Probolinggi, Sidoarjo).
Selanjutnya Banten (Tangerang, Kota Tangerang Selatan, Kota Tangerang); Bali (Jembrana, Tabanan); Kalimantan Tengah (Barito Selatan); Kalimantan Selatan (Barito Kuala, Hulu Sungai Utara, Balangan, Tanah Laut); Kalimantan Barat (Kutai Kartanegara, Mahakam Ulu); Sulawesi Utara (Kota Manado); Sulawesi Selatan (Kota Makassar); dan Papua Barat (Teluk Bintuni).
“Kami mohon kepada daerah-daerah kabupaten kota ini betul-betul dapat dipertahankan, dengan cara protokol kesehatan jalankan dengan ketat,” tutup Wiku.
Situasi Corona di RI: Angka Kematian Naik-Masker Scuba Tak Disarankan (4)
Ilustrasi corona. Foto: Maulana Saputra/kumparan
23 Wilayah RI Konsisten di Zona Merah 3 Minggu Terakhir
Terdapat 23 kabupaten dan kota di Indonesia yang masih berada di zona merah. Status tersebut telah disandang 23 daerah itu selama 3 pekan berturut-turut.
23 daerah itu, yakni Aceh (Aceh Besar); Bali (Bangli, Karangasem); DKI Jakarta (Jakarta Barat, Jakarta Timur, Jakarta Utara); Jawa Barat (Bekasi, Kota Depok); Jawa Timur (Banyuwangi, Kota Malang, Kota Pasuruan, Pasuruan); Kalimantan Selatan (Kotabaru); Kalimantan Timur (Kota Balikpapan, Kota Bontang, Kota Samarinda); Kepulauan Riau (Kota Batam); Riau (Kota Pekanbaru); Sumatera Selatan (Muara Enim); dan Sumatera Utara (Deli Serdang, Kota Medan, Kota Sibolga, Mandailing Natal).
“23 kabupaten/kota ini betul-betul dapat memperbaiki kondisinya dengan cara promosi kesehatan yang lebih baik, agar penularan dapat ditekan dan kondisi risiko bisa diturunkan,” tutup Wiku.
Situasi Corona di RI: Angka Kematian Naik-Masker Scuba Tak Disarankan (5)
Petugas keamanan menegur calon penumpang Kereta Rel Listrik Commuter Line yang menggunakan masker jenis scuba di Stasiun Bekasi, Jawa Barat, Senin (14/9). Foto: Fakhri Hermansyah/ANTARA FOTO
Alasan Masker Scuba Tak Disarankan untuk Pengguna KRL
PT KCI mengimbau penumpang commuter line tidak lagi menggunakan masker scuba atau buff saat berada di dalam kereta. Keputusan itu jelas disambut baik Wiku.
Menurut Wiku, penggunaan masker scuba atau buff tidak akan maksimal menangkal droplet atau virus. Sebab, masker scuba dan buff terlalu tipis.
“Masker scuba atau buff adalah masker dengan satu lapis saja dan terlalu tipis, sehingga kemungkinan tembus, tak bisa menyaring lebih besar. Maka dari itu disarankan untuk pakai masker berkualitas untuk bisa menjaga,” kata Wiku .
Bentuk masker yang sederhana, kata Wiku, kerap membuat penggunanya mudah untuk menurunkan masker. Masyarakat disarankan memakai masker kain dua atau tiga lapis.
“Selain itu, masker scuba sering mudah ditarik ke bawah di dagu sehingga fungsi masker jadi tak ada. Maka itu, gunakan masker dengan cara yang tepat untuk melindungi menutup area batang hidung, hidung, mulut, dagu, dan rapat di pipi,” kata Wiku.

 

Editor : Aron

Sumber : kumparan