Jakarta – Ensefalitis atau radang otak merupakan peradangan akut atau pembengkakan yang terjadi pada otak. Kenali beberapa gejala radang otak agar tak terlambat ditangani.

Ensefalitis umumnya disebabkan oleh infeksi virus atau sistem kekebalan tubuh yang secara keliru menyerang jaringan otak itu sendiri.

Dalam dunia medis, ‘akut’ berarti penyakit yang datang secara tiba-tiba dan berkembang dengan pesat. Umumnya penyakit-penyakit yang bersifat akut membutuhkan perawatan sesegera mungkin.

Melansir Medical News Today, ensefalitis bisa terjadi pada siapa saja. Namun, orang lanjut usia, anak-anak, dan orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah lebih berisiko terkena penyakit ini.

Pada pasien yang lebih muda, ensefalitis umumnya lebih mudah sembuh tanpa banyak menimbulkan masalah kesehatan berarti. Sementara pada pasien usia lanjut, ensefalitis bisa menimbulkan komplikasi hingga kematian.

Beberapa komplikasi yang mungkin dialami pasien di antaranya kehilangan ingatan, perubahan perilaku atau kepribadian, epilepsi, dan timbulnya masalah pada kemampuan berbicara.

Dari segi penyebabnya, ensefalitis dibagi menjadi dua jenis, di antaranya ensefalitis primer dan sekunder. Ensefalitis primer merupakan radang otak yang disebabkan oleh tiga kategori utama virus seperti virus herpes simplex (HSV) dan virus Epstein-Barr (EBV) yang paling umum, virus campak dan gondongan pada anak-anak, dan arbovirus yang disebarkan oleh nyamuk, kutu, serta jenis serangga lainnya.

Sementara ensefalitis sekunder umumnya disebabkan oleh komplikasi infeksi virus. Pada kasus ini, gejala umumnya muncul beberapa hari atau bahkan hingga hitungan pekan setelah infeksi awal. Sistem kekebalan pasien memperlakukan sel-sel otak yang sehat sebagaimana organisme asing dan menyerangnya.

 

Gejala Radang Otak

Pada beberapa kasus umum, pasien umumnya akan mengalami demam, sakit kepala, dan fotofobia atau kepekaan berlebih terhadap cahaya. Beberapa pasien juga akan mengalami kelelahan dan kejang.

Gejala yang kurang umum

Pada beberapa kasus yang jarang terjadi, sejumlah pasien mengalami kekakuan pada leher. Kondisi ini umumnya menimbulkan kesalahan diagnosis karena gejalanya yang mirip dengan meningitis.

Selain leher atau bagian tubuh yang terasa kaku, beberapa pasien ensefalitis juga mengalami gerakan tubuh yang melambat. Pasien juga mungkin lebih sering mengantuk dan batuk.

Shot of a young businesswoman experiencing a stressful day at work
Ilustrasi. Deteksi dini radang otak dengan mengetahui gejala-gejalanya yang muncul sejak dini. (Istockphoto/Cecilie_Arcurs)

Gejala pada kasus yang lebih serius

Gejala akan muncul semakin parah pada kasus ensefalitis yang lebih serius. Berikut beberapa gejala yang mungkin muncul.

– mual dan muntah

– kebingungan dan disorientasi

– kehilangan ingatan

– masalah dalam berbicara

– masalah pendengaran

– halusinasi

– kejang

– menjadi lebih agresif

 

Gejala pada bayi dan anak

Anak-anak menjadi salah satu kelompok berisiko terkena ensefalitis. Namun, sayangnya ensefalitis sulit dideteksi pada bayi dan anak. Orang tua disarankan untuk berhati-hati saat anak atau bayi mengalami beberapa kondisi berikut:

– mual dan muntah

– ubun-ubun yang menonjol

– menangis terus menerus saat bayi digendong dan ditenangkan

– tubuh terasa kaku

Beberapa gejala radang otak di atas dapat membantu Anda untuk mendeteksi dini dan segera mendapatkan pertolongan medis.

 

Editor : Aron

Sumber :cnnindonesia