Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan bahwa Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jong-un pernah menunjukkan kepala pamannya Jang Song Thaek setelah dia bunuh.

Jang Shong sendiri sebenarnya tokoh yang sangat kuat di rezim kepemimpinan Kim, namun dia harus disingkirkan karena melakukan penghianatan dan terbukti korupsi pada tahun 2013.

Hal itu terungkap dalam sebuah wawancara antara Trump dengan jurnalis senior investigasi Washington Post Bob Woodward dalam bukunya “Rage”.

“Dia membunuh pamannya dan meletakkan mayatnya tepat di tangga dan kepalanya dipotong, diletakkan di dada,” kata Trump dilansir dari AFP, Jumat (11/9).

Korut tidak pernah secara resmi menyatakan bagaimana Jang dieksekusi, meskipun beberapa laporan mengatakan dia dibunuh dengan senjata anti aircraft gun.

Negosiasi nuklir antara Pyongyang dan Washington terhenti sejak runtuhnya KTT Hanoi tahun lalu.

Para pejabat Korut mengaku mereka telah menawarkan untuk membongkar semua fasilitas produksi nuklir di daerah Yongbyon. Tetapi para analis menyebut Korut masih memiliki beberapa situs nuklir lainnya.

Buku milik Bob Woodward telah membuat Gedung Putih geger, sebab ada beberapa tabir yang terungkap di sana. Salah satu yang cukup mencengangkan adalah pernyataan Trump bahwa dia sengaja merahasiakan virus corona. Dia berdalih tidak ingin membuat panik penduduk.

“Saya memang selalu berusaha meremehkan. Saya suka mengecilkan hal itu (Covid-19) karena saya tidak ingin membuat panik,” demikian isi wawancara Woodward dengan Trump.

Trump mengaku sadar Covid-19 adalah ancaman tetapi mengatakan kepada masyarakat hal itu akan segera berlalu.

Dalam wawancara telepon dengan Woodward pada 7 Februari lalu, Trump bahkan membeberkan ancaman mematikan Covid-19.

“Kita menghirup udara dan itu cara virus itu masuk ke dalam tubuh. Hal itu memang agak menyulitkan. Virus ini juga sangat mematikan dari flu biasa,” kata Trump.

Selain soal corona, terungkap Trump terkejut mendapati bahwa Kim ternyata lebih pintar dari yang ia kira. Mereka pun saling sanjung dalam 25 surat yang turut terlampir dalam buku tersebut.

 

 

Editor : Parna

Sumber : cnnindonesia