Jakarta – Masalah di pabrik Boeing terus bertambah. Perusahaan mengungkapkan masalah baru pada 787 Dreamliner dan diprediksi bakal mempengaruhi pengiriman pesawat itu.

Diberitakan CNN, Selasa (8/9/2020), Boeing mengumumkan masalah kedua pada 787 Dreamliner. Masalah itu mempengaruhi stabilizer horizontal pada pesawat-pesawat yang belum dikirim.

Bulan lalu satu masalah sudah muncul hingga Boeing melarang terbang delapan pesawat. Masalah muncul dalam perakitan badan pesawat 787.

Cacat tersebut merupakan pukulan telak berikutnya untuk Boeing, setelah tidak dapat melakukan pengiriman pesawat terlarisnya, 737 Max, selama 18 bulan terakhir. Ya, 737 Max dilarang terbang pada Maret 2019 setelah dua kecelakaan fatal yang menewaskan 346 orang.

Nah, 787 Dreamliner masih dinilai sebagai pesawat bebas masalah hingga saat ini. Pesawat itu menjadi pesawat terlaris. Makanya, dianggap sebagai sumber keuntungan utama bagi Boeing.

Untuk masalah stabilizer horizontal yang muncul paling anyar pada pesawat yang belum dikirim itu, Boeing yakin tidak menimbulkan masalah keamanan. Masalah itu cuma bakal mempengaruhi pengiriman di masa depan.

Untuk memastikan tidak ada cacat produksi, saat ini, Administrasi Penerbangan Amerika Serikat (FAA) memeriksa sekitar 900 pesawat Dreamliner yang sudah ada di tangan konsumen dan pesawat yang sudah beroperasi.

Sejauh ini ad delapan pesawat 787 yang sudah diidentifikasi dan di-grounded. Dreamliner lain yang tidak ditarik dinyatakan memenuhi spesifikasi untuk terus beroperasi.

“Kami memeriksa produksi pesawat untuk memastikan setiap masalah ditangani sebelum pengiriman. Kami mengambil langkah yang tepat untuk menyelesaikan masalah ini dan mencegahnya terjadi lagi. Kami juga terus bekerja sama dengan FAA,” ujar Boeing.

Boeing telah mengirimkan empat dari 787 Dreamliner bulan lalu, dan semuanya jadi pesawat komersial yang berfungsi untuk mengangkut penumpang. Sembilan pesawat lainnya yang dikirim pada Agustus digunakan untuk kepentingan militer atau kargo.

“Pasar dan COVID-19 terus mempengaruhi pesanan dan pengiriman pesawat komersial kami,” kata Boeing.

“Secara terpisah, program jaminan kualitas kami mengidentifikasi masalah yang berbeda pada 787. Kami akan meluangkan waktu untuk memeriksa 787 secara menyeluruh untuk memastikan bahwa mereka bebas dari masalah.”

Maskapai penumpang, basis pelanggan utama Boeing, enggan menerima pesawat baru. Keputusan ini mengingat kebutuhan untuk menghemat uang dalam menghadapi rendahnya permintaan yang disebabkan oleh pandemi.

Selain pengiriman yang tertunda, ada 445 pesanan pesawat Boeing yang dibatalkan sejauh ini tahun ini, beberapa pembatalan dikonversi ke model lain. Angka itu termasuk 17 pembatalan pada Agustus untuk model 737 Max, dan konversi tiga 787 menjadi 777 kargo.

Pengiriman pesawat amat penting bagi Boeing. Karena, perusahaan mendapat sebagian besar uang dari penjualan pesawat pada saat pengiriman.

Hingga Agustus, Boeing hanya mengirimkan 87 pesawat komersial pada 2020. Bandingkan dengan 276 pengiriman pesawat pada periode yang sama di tahun lalu.

 

Editor : Aron

Sumber : Detik