Pemerintah kembali memperbarui peta zona risiko penularan virus Corona. Data per 6 September ada 70 daerah zona merah dan 63 zona hijau. Batam dan Tanjung Pinang, Kepulauan Riau (Kepri) termasuk di dalamnya.

Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito mengungkap bahwa pembagian zonasi ini berdasarkan risiko penularan virus Corona. Data dirangkum setiap minggu dari total 514 kabupaten/kota.

Berikut Ini Datanya

Zona risiko tinggi (zona merah): 70 kabupaten/kota

Zona risiko sedang (zona oranye): 267 kabupaten/kota

Zona risiko rendah (zona kuning): 114 kabupaten/kota

Zona tanpa kasus baru (zona hijau): 38 kabupaten/kota

Tidak terdampak (zona hijau): 25 kabupaten/kota

“Berdasarkan analisa mingguan yang diolah oleh Satgas dengan sumber data dari Pusdatin Kementerian Kesehatan, kita bisa lihat bahwa saat ini ada 70 kabupaten/kota dengan zona merah dan ada 267 kabupaten/kota dengan zona oranye atau risiko sedang,” kata juru bicara Satgas Covid-19, Wiku Adisasmito, dalam konferensi pers yang disiarkan di akun YouTube Setpres, Kamis (9/9).

Wiku mengingatkan pemda yang daerahnya masuk kategori zona merah dan oranye untuk segera berbenah. Wiku menuturkan pemda terkait harus memperketat pengawasan penerapan protokol kesehatan.

“Ini adalah peringatan bagi kita semuanya, dan aba-aba untuk daerah sesegera mungkin menekan penularan. Utama penularan bisa terjadi dengan menjalankan aktivitas sosial ekonomi yang tidak patuh pada protokol kesehatan,” sebut Wiku.

Berikut Data Zona Merah

SUMATERA UTARA

1. DELI SERDANG
2. KOTA SIBOLGA
3. MANDAILING NATAL
4. KOTA GUNUNGSITOLI
5. KOTA BINJAI
6. KOTA MEDAN

SUMATERA SELATAN

7. LAHAT
8. MUARA ENIM
9. KOTA LUBUKLINGGAU

SUMATERA BARAT

10. KOTA PADANG
11. KOTA PADANG PANJANG
12. AGAM
13. KOTA BUKITTINGGI

SULAWESI UTARA

14. KOTA MANADO

SULAWESI SELATAN

15. KOTA MAKASSAR

RIAU

16. KOTA PEKANBARU
17. PELALAWAN
18. KOTA DUMAI
19. SIAK
20. KAMPAR
21. KUANTAN SINGINGI

PAPUA BARAT

22. TELUK BINTUNI

MALUKU

23. KOTA AMBON

KEPULAUAN RIAU

24. KOTA BATAM
25. KOTA TANJUNGPINANG

KALIMANTAN TIMUR

26. KUTAI KARTANEGARA
27. MAHAKAM ULU
28. KOTA BONTANG
29. KOTA SAMARINDA
30. KOTA BALIKPAPAN

KALIMANTAN TENGAH

31. BARITO UTARA
32. BARITO TIMUR
33. BARITO SELATAN
34. KOTA PALANGKARAYA

KALIMANTAN SELATAN

35. TANAH LAUT
36. HULU SUNGAI TENGAH
37. BALANGAN
38. KOTABARU
39. BARITO KUALA
40. HULU SUNGAI UTARA

JAWA TIMUR

41. BANYUWANGI
42. PASURUAN
43. KOTA MALANG
44. PROBOLINGGO
45. KOTA PASURUAN
46. SIDOARJO

JAWA TENGAH

47. KOTA SEMARANG
48. PATI

JAWA BARAT

49. BEKASI
50. KOTA DEPOK
51. KOTA BEKASI

DKI JAKARTA

52. JAKARTA PUSAT
53. JAKARTA BARAT
54. JAKARTA TIMUR
55. JAKARTA UTARA

BANTEN

56. KOTA TANGERANG
57. KOTA TANGERANG SELATAN
58. TANGERANG

BALI

59. BADUNG
60. GIANYAR
61. BANGLI
62. KOTA DENPASAR
63. JEMBRANA
64. KARANGASEM
65. BULELENG
66. TABANAN

ACEH

67. ACEH JAYA
68. KOTA BANDA ACEH
69. ACEH BARAT
70. ACEH BESAR

KASUS COVID BATAM MELEDAK

Perkembangan kasus Covid-19 di Kota Batam mulai mengkhawatirkan. Per-harinya, tambahan kasus mencapai angka dua digit. Puncaknya pada tanggal 28 Agustus 2020, pasien bertambah dalam satu hari sebanyak 54 orang.

Ketua Bidang Kesehatan Tim Gugus Tugas Covid-19 Kota Batam, Didi Kusmarjadi mengatakan peningkatan kasus Covid-19 secara signifikan diisinyalir karena mutasi virus corona D614G juga disebut mutasi G.

“Disinyalir kasus di Batam merupakan virus tipe G, Indonesia pada umumnya juga begitu,” ujar Didi, Kamis (10/9).

Dikutip dari Tirto, mutasi G adalah variasi dari strain asli virus corona yang pertama kali dilaporkan di kota Wuhan, Cina pada Desember 2019. Sejak diketahui, virus tersebut bermutasi beberapa kali.

Beberapa studi juga menunjukkan bahwa, pasien yang terinfeksi virus D614G membawa lebih banyak salinan virus daripada mereka yang terinfeksi jenis D614, yang mungkin menjelaskan mengapa virus lebih mudah ditularkan.

“Informasinya saat ini, 60 persen kasus Covid-19 menunjukkan tipe G dan sisanya merupakan tipe D,” kata dia.

Namun untuk kasus persebaran Covid-19 di Batam, Didi berkeyakinan karena masyarakat sudah mulai tidak patuh dalam menerapkan protokol kesehatan, dimulai dari memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak.

“Cuma peningkatan kasus belakangan ini akibat ketidakpatuhan terhadap protokol kesehatan,” jelasnya.

Saat ini masyarakat sudah mulai cenderung abai terhadap protokol kesehatan, apalagi saat ada acara dengan kapasitas orang yang banyak. Pada sela-sela kegiatan tersebut Covid-19 mulai tersebar. “Seperti saat makan-makan bersama, acara sosial dan lain-lain,” katanya.

Oleh karena itu, Didi kembali mengingatkan, agar masyarakat tetap patuh pada protokol kesehatan. Seperti saat kasus Covid-19 mulai masuk ke Batam, masyarakat sudah mawas diri, dengan memakai masker dan menjaga jarak.

“Itu yang penting, jangan lengah, tetap patuh pada protokol kesehatan,” ucapnya.

 

 

Editor : Parna