Indonesia menunggak ratusan juta dolar untuk iuran proyek pengembangan bersama jet tempur di Kore Selatan.
Hal ini dilaporkan oleh Media Korea Selatan, Yonhap pada Minggu (6/9). Menurut pejabat setempat, Indonesia awalnya setuju untuk mendanai sebagian biaya pengembangan sebagai mitra.
Proyek ini merupakan patungan antara Korea Selatan (Korsel) dengan Indonesia.
Indonesia bergabung dengan proyek KF-X dalam upaya pengadaan pesawat untuk angkatan udaranya dan untuk memajukan industri kedirgantaraan, dan setuju untuk menanggung 20 persen dari biaya pengembangan proyek total sebesar 8,8 triliun won (7,3 miliar US Dollar) atau sekitar Rp 107 triliun.
Sehingga Indonesia harus membayar sekitar 1,7 triliun won atau sekitar Rp 21 triliun.
Namun Indonesia gagal membayar sekitar 500 miliar won atau Rp 6,2 triliun yang seharusnya dibayar pada akhir Agustus lalu.
Namun pejabat tersebut memahami permasalahan itu, dan menyebutkan bahwa Indonesia sudah membayar sebesar 227,2 miliar won atau sekitar Rp 2,8 triliun.
Dalam kesepakatan yang telah dilakukan sejak 2011 lalu, Indonesia harus menyetorkan pembiayaan proyek itu setiap tahun hingga 2026.
Dalam laporan VOA, pada tahun 2018 Indonesia juga sempat menunggak sebesar 200 juta dolar, atau senilai sekitar Rp 3,04 Triliun.
Terlepas dari masalah keuangan tersebut proyek KF-X telah berjalan tanpa hambatan.
“Sedikit kemajuan telah dicapai dalam hal kerja sama dengan Indonesia terkait proyek KF-X,” kata seorang pejabat.
Sementara, dalam pertemuan Menteri Pertahanan Jeong Kyeong-doo dan Menhan RI Prabowo Subianto pada Desember lalu disepakati untuk memajukan proyek, dan menyebut kerja sama itu sebagai ‘simbol hubungan kepercayaan yang kuat’.
Sebelumnya Aerospace Industries (KAI) telah me-launching prototipe pertama dari jet tempur KF-X/IF-X generasi berikutnya, proyek itu merupakan jet tempur proyek patungan antara Korea Selatan dengan Indonesia.
Awal pekan ini, Korea Selatan memulai perakitan terakhir prototipe jet pertama setelah konfirmasi akhir desain tahun lalu.
Menurut Administrasi Program Akuisisi Pertahanan (DAPA), prototipe tersebut diharapkan akan diluncurkan pada paruh pertama 2021,
Korea Selatan bertujuan untuk menyelesaikan pembangunan sekitar tahun 2026.
Editor : Aron
Sumber : Kumparan