Jakarta – Pemerintah Taiwan berencana menerbitkan desain paspor baru untuk membedakan dan tidak dinilai mirip dengan paspor China.

Dilansir Associated Press, Rabu (2/9). Kementerian Luar Negeri Taiwan merilis gambar paspor baru yang menampilkan kata “Taiwan” dalam huruf kapital besar di bagian sampul dan memperkecil kata bahasa Inggris dari “Republik China”, yang merupakan nama resmi Taiwan sesuai dengan undang-undang dasar.

Menteri Luar Negeri Taiwan, Joseph Wu, mengatakan kepada wartawan bahwa perubahan desain paspor yang mulai berlaku pada Januari itu bertujuan untuk mencegah kebingungan antara wisatawan dari Taiwan dan wisatawan dari China.

Desain ulang paspor dimandatkan dalam sebuah resolusi yang disahkan oleh badan legislatif Taiwan pada Juli. Resolusi itu juga memerintahkan perubahan logo maskapai China Airlines milik pemerintah Taiwan, yang terkadang disalahartikan dengan maskapai nasional China, Air China.

Tidak ada reaksi langsung dari Beijing tentang desain baru paspor itu. Namun, lebih dari satu dasawarsa lalu, Beijing marah ketika kata “Taiwan” ditambahkan dalam sampul paspor Taiwan dan semakin mengecam pernyataan kehendak merdeka dari negara pulau itu.

China tidak mengakui paspor Taiwan dan mewajibkan warga negara pulau itu yang bepergian ke China untuk menggunakan paspor yang diterbitkan oleh Negeri Tirai Bambu.

Taiwan diserahkan dari pemerintahan Jepang kepada China pada 1945. Empat tahun kemudian, Pemimpin Republik China, Chiang Kai-shek, memindahkan Republik China dan lembaganya ke pulau itu ketika Partai Komunis yang dipimpin Mao Zedong mengambil alih kekuasaan dalam Perang Saudara China.

Sejak itu, Taiwan menolak berhubungan secara politik dengan China sebagai bagian dari transisi menuju demokrasi penuh. Namun, negara pulau itu tetap mempertahankan Republik China sebagai nama resminya, bersamaan dengan konstitusi, bendera, dan lembaga negara yang dibawa dari China.

Terlepas dari perpecahan politik, China terus mengklaim Taiwan sebagai wilayah kedaulatannya dan telah meminta negara asing dan perusahaan multinasional untuk merujuk pulau itu sebagai bagian dari China.

 

Editor : Aron

Sumber : cnnindonesia