Tabloid mingguan asal Prancis, Charlie Hebdo, mengeluarkan pernyataan kontroversial, yakni akan menerbitkan kembali kartun Nabi Muhammad.
Dilansir Reuters, Rabu (2/9), Presiden Prancis Emmanuel Macron mengungkapkan bukan kapasitasnya untuk memberikan penilaian atas keputusan majalah Charlie Hebdo kembali menerbitkan kartun Nabi Muhammad. Sebab, negaranya memiliki kebebasan berekspresi bagi seluruh rakyatnya.
“Tidak pernah menjadi kewenangan presiden untuk memberikan penilaian atas pilihan editorial jurnalis atau berita, tidak pernah. Karena kami memiliki kebebasan pers,” kata Macron di sela-sela kunjungannya di Lebanon.
Presiden Prancis Tak Bisa Larang Charlie Hebdo Cetak Lagi Kartun Nabi Muhammad (1)
Presiden Prancis, Emmanuel Macron. Foto: Christophe Ena/AP Photo
Namun, ia menekankan warga Prancis tetap harus berkewajiban untuk menunjukkan kesopanan dan rasa hormat satu sama lain. Sehingga, terhindar dari dialog-dialog berbau kebencian.
Sejak pertama kali diterbitkan Charlie Hebdo, kartun bergambar Nabi Muhammad ini telah menimbulkan gelombang amarah dari umat muslim dunia.
Presiden Prancis Tak Bisa Larang Charlie Hebdo Cetak Lagi Kartun Nabi Muhammad (2)
Ilustrasi tabloid asal Prancis, Charlie Hebdo. Foto: John Macdougall/AFP
Penerbitan kartun Nabi Muhammad ini sebelumnya menjadi pemicu pembantaian di kantor media satir itu pada 2015 dan menyebabkan 12 orang tewas.
Keputusan kontroversial Charlie Hebdo ditujukan untuk menandai dimulainya persidangan atas kasus pembantaian di kantor media tersebut.
“Kami tidak akan pernah beristirahat dan menyerah,” kata Direktur Charlie Hebdo, Laurent Sourisseau, dikutip dari AFP.
Editor : Parna
Sumber : kumparan