Jakarta – Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud memecat komandan tinggi militer  Saudi dan putranya atas tuduhan korupsi.

Komandan pasukan gabungan koalisi yang dipimpin Saudi Pangeran Fahad bin Turki dan wakil emir wilayah Al-Jouf Abdulaziz bin Fahad dipecat, mereka saat ini sedang diperiksa dalam kasus korupsi.

Media pemerintah Saudi melaporkan beberapa perwira lain dan pegawai sipil di Kementerian Pertahanan juga diperiksa karena terlibat korupsi.

Dia digantikan oleh Mutlaq bin Salim, wakil kepala staf, atas rekomendasi dari penguasa de facto kerajaan, Putra Mahkota Mohammed bin Salman.

Analis Saudi Ali Shihabi mengatakan keputusan pemerintah untuk memecat komandan menjadi sinyal kuat adanya korupsi di militer.

Pengumuman tersebut menandai tindakan keras pemerintah terhadap gerakan memberantas korupsi yang sudah mewabah di lingkungan kerajaan.

Bulan lalu pemerintah memecat sejumlah pejabat karena terlibat korupsi di proyek-proyek pariwisata. Komandan senior keamanan termasuk salah satu yang dipecat.

Pada Maret lalu 298 pejabat Saudi ditangkap, termasuk petinggi militer dan peradilan. Mereka dituduh terlibat penyuapan dan penggelapan senilai total 379 juta riyal.

Badan pengawas mengatakan penangkapan itu terjadi setelah pihak berwenang menyelidiki 674 pegawai negara, tetapi tidak menyebutkan nama tersangka atau menyatakan kapan penyelidikannya dilakukan.

Human Rights Watch mengaku khawatir terhadap kemungkinan proses hukum yang tidak adil serta sistem peradilan yang tak transparan.

Kampanye anti korupsi yang diluncurkan pada 2017 menyebabkan ratusan pangeran, menteri dan pengusaha ditahan di hotel mewah Ritz-Carlton di ibu kota Riyadh.

Mereka ditahan di sana selama berminggu-minggu dan sebagian besar dibebaskan setelah menyetujui penyelesaian dengan membayar sejumlah uang. Pihak berwenang mengaku mendapatkan lebih dari 400 miliar riyal Saudi.

 

Editor : Aron

Sumberr : cnnindonesia