JakartaSalah satu pondok pesantren di Bayuwangi, Jawa Timur, dikarantina massal usai menjadi klaster penyebaran virus corona (COVID-19). Akses jalan menuju ponpes ditutup dan tidak boleh ada pihak yang keluar masuk.“Selama karantina di lingkungan pondok, tidak boleh ada yang keluar masuk kecuali petugas kesehatan dan logistik,” ucap Komandan Komando Distrik Militer (Dandim) 0825 Banyuwangi Letkol (Inf.) Yuli Eko Purwanto dikutip dari situs resmi bayuwangilab.go.id, Senin (31/8).

Selama proses karantina, kata Eko, ponpes tersebut dijaga ketat oleh satu Satuan Setingkat Kompi (SSK) tim gabungan dari TNI, Polri, dan Satpol PP Pemerintah Kabupaten Banyuwangi. Sementara untuk kebutuhan santri yang ada di ponpes, terdapat dapur umum.

Eko memastikan, menu dan penyajian makanan di dapur umum tersebut telah sesuai prosedur standar (SOP) kesehatan dari Kementerian Kesehatan. Pemkab Banyuwangi juga menyediakan kebutuhan sehari-hari lainnya untuk para santri.

“Dibutuhkan kesadaran semua pihak untuk menyelesaikan masalah ini,” katanya.

Sementara itu, Kasubdit Karantina Kesehatan Ditjen P2P Kemenkes Benget Saragih mengatakan, seluruh aktivitas di ponpes dihentikan selama proses karantina. Seluruh penghuni ponpes harus berada dalam kamar.

Menurutnya, para santri selama ini terbilang kooperatif dan mematuhi protokol kesehatan seperti memakai masker, menjaga jarak, dan menjaga kebersihan.

“Seluruh aktivitas berhenti, salat berjemaah untuk sementara tidak boleh,” ucap Benget.

Pihaknya juga memeriksa ulang seluruh santri untuk memilah sesuai status kesehatan masing-masing. “Akan ada klastering santri untuk pemilahan demi memutus mata rantai penyebaran virus,” tuturnya.

Penambahan kasus positif covid-19 di Banyuwangi pada 28 Agustus lalu diketahui mencapai 100 orang. Dari tambahan 100 orang itu, 89 di antaranya merupakan santri di ponpes tersebut.

Jumlah ini menambah daftar santri positif covid-19 sehingga jumlahnya mencapai 199 orang.

Dilansir dari Antara, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi Widji Lestariono mengatakan, upaya penanganan covid-19 di ponpes terus menjadi perhatian utama Satgas Penanganan Covid-19 setempat.

Bahkan beberapa waktu sebelumnya, telah dibangun rumah sakit mini untuk percepatan penanganan para santri. Rumah sakit mini itu dilengkapi sarana pemeriksaan lengkap untuk membantu proses pemeriksaan kesehatan para santri.

Saat ini, lanjut Widji, petugas masih memantau perkembangan jumlah pasien secara masif.

“Setiap hari ada dokter dan perawat yang berjaga di sana. Tentu menggunakan APD,” ucapnya.

Editor : Aron
Sumber : cnnindonesia