Pemerintah Indonesia tengah berupaya mendapatkan akses tiga vaksin virus corona (Covid-19) dari China. Hal tersebut dikatakan Juru Bicara Satuan Tugas Covid-19 Wiku Adisasmito dalam konferensi pers di Kantor Presiden, Selasa (25/8).

“Kami berusaha keras untuk mendapatkan komitmen dan akses vaksin, tentunya dengan tetap memperhatikan kualitas uji klinis yang dilakukan,” kata Wiku.

Wiku mengatakan ada tiga kandidat vaksin yang akan digunakan di Indonesia, yakni vaksin Sinovac bersama Bio Farma, kemudian Sinopharm, dan yang terbaru, Indonesia sedang berdiskusi dengan perusahaan China yaitu Cansino untuk mendapat vaksin Covid-19.

Vaksin Sinovac sendiri sedang diuji klinis bekerja sama dengan Universitas Padjajaran di Bandung, Jawa Barat. Untuk pelaksanaan uji klinis vaksin di Bandung dibutuhkan sekitar 1.620 relawan dengan rentang usia antara 18 hingga 59 tahun.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil serta Kepala BNPB Doni Monardo tercatat mendaftarkan diri sebagai relawan vaksin Sinovac ini. Sementara vaksin yang akan dikerjasamakan dengan Sinopharm kini sudah memasuki uji klinis fase 3.

Di dalam negeri sendiri, pemerintah sedang mengembangkan vaksin merah putih yang merupakan hasil kerja sama PT Bio Farma dan LBM Eijkman.

“Ada beberapa komitmen yang sudah dibuat salah satunya Sinovac bersama PT Bio Farma dan ini sudah mendapat komitmen terhadap akses vaksin tersebut, selanjutnya Indonesia bekerja sama dengan Sinopharm yang sekarang sedang melakukan uji klinis fase 3, terakhir pemerintah juga berdiskusi dengan perusahaan China yaitu Cansino,” ujar Wiku.

“Perusahaan Cansino yaitu perusahaan pertama yang mendapat paten pembuatan vaksin. Vaksin ini dibuat dari protein virus adenovirus yang sudah dilemahkan,” kata Wiku.

Lebih lanjut, Wiku mengatakan pemerintah juga mengupayakan terjadinya transfer teknologi antara perusahaan Cina tersebut ke Indonesia.

“Pemerintah Indonesia dalam mengakses vaksin tersebut juga mengupayakan transfer teknologi, pada saat kami sudah bisa mendapatkan aksesnya secara bertahap,” ujarnya.

 

Editor : Parna

Sumber : cnnindonesia